Sebelum saya berpanjang-panjang menulis uraian tak penting ini, saya nyatakan dulu satu hal yang pasti sebelum kalian menyerang dengan tuduhan macam-macam: saya seperti kawan-kawan kebanyakan, tak sepakat dengan fenomena razia, pemukulan, penggundulan dan bentuk pelecehan lainnya yang dilakukan oleh polisi syariah di Aceh. Tak ada manusia yang layak diperlakukan demikian hanya karena stigma yang datang dari penampakan dan perilaku yang tidak sesuai –konon– dengan adat/norma setempat.
Di luaran sana sudah banyak catatan, argumen dan penjelasan yang berhubungan dengan peristiwa tersebut. Beberapa catatan berikut bukan bermaksud untuk menambah hiruk pikuk, hanya sedikit catatan personal, berhubung sedikit banyak punk memiliki makna yang saya berhutang padanya inpirasi dan emansipasi sejak kali pertama saya bersentuhan dengannya.
Saya mulai dengan yang pertama; kasus ini tidak sesederhana yang media gembar-gemborkan. Ada kompleksitas tersendiri yang agak sulit dipahami oleh awam yang tidak sempat berada di dalam skena punk lokal di manapun. Tidak juga oleh Propagandhi atau Rancid yang ikut memberikan pernyataan. Indikator sederhananya sebut saja satu; tidak adanya aksi solidaritas dari skena punk di tataran Aceh sendiri yang jelas menimbulkan pertanyaan. Bisa jadi karena banyak faktor, kondisi yang tak memungkinkan misalnya. Namun dari perbincangan dengan beberapa kawan di sana, nampaknya faktor keterasingan komunikasi dan ketidakkesepakatan atas aksi-aksi kultural komunitas lah yang menjadi penyebab.
Saya yakin, terdapat banyak kawan-kawan punk di Aceh sana sejak rezim Suharto berakhir. Pada beberapa catatan, skena di Aceh sudah mulai ada dan luar biasa aktif di penghujung 1990-an dan awal 2000-an, atau mungkin lebih awal lagi. Saya tidak yakin hanya karena keadaan tidak mengizinkan lalu mereka tidak melakukan sesuatu, apalagi hanya sekedar aksi solidaritas. Jika dahulu tidak pernah ada masalah dengan masyarakat lalu mengapa tidak juga sekarang? OK, faktor polisi syariah, tapi saya yakin bukan hanya itu, ada hal lain yang cukup signifikan: soal identitas dan pemaknaan.
Paling tidak saya bisa berkaca pada keadaan di kota kami sendiri dimana ‘Punk’ bukan lagi sesuatu yang harus dibela sebagai identitas, namun lebih sebagai semangat.
Banyak kawan-kawan yang tidak lagi mengidentikkan ‘punk’ sebagai identitas sejak penampakan itu dipakai untuk sesuatu yang tidak kami sepakati, mulai dari mohawk yang menjadi trend fashion yang sungguh buruk (band Ahmad Dhani misalnya) hingga wujud ‘punk’ yang berkeliaran di sudut kota sebagai pengamen (sejak kapan punk meminta belas kasihan?), memalak orang, apatis terhadap pergulatan komunitas sekitarnya, termasuk menjadi geng fasis yang sungguh sama sekali tidak ‘punk’. Saya tidak bilang kondisi di sana serupa, namun yang pasti ada jarak pada pemaknaan aktivitas di antara kawan-kawan yang aktif dengan makna ‘punk’ satu dan makna ‘punk’ lainnya.
Yang satu ini agaknya perlu sama-sama direnungkan jika tidak bisa digarisbawahi, mengingat menjadi ‘punk’ adalah sebuah pilihan yang bukan tanpa resiko, apapun makna yang kalian tempelkan disitu. Pilihan mengidentifikasi diri dengan punk sudah seharusnya menjadi pilihan sadar. Dimana pilihan itu sudah seharusnya datang dengan konsekuensi yang sudah diperkirakan, dimana –layaknya sebuah pilihan– harus dipertahankan oleh mereka-mereka yang yakin dengan pilihannya. Sehingga menjadi cengeng saat konsekuensi datang sangatlah aneh. Di lokal ada istilah khusus untuk itu: Punk Borok. Propagandhi atau Rancid mungkin tidak pernah mengenal apa yang di lokal disebut sebagai punk selokan atau punk borok itu, atau paling tidak, versi di sana berbeda dengan apa yang ditemukan disini. Sesuatu yang pada hakekatnya sudah tidak ada lagi urusan dengan pemaknaan punk.
Berangkat dari anggapan ini, cukup absurd jika melihat tidak adanya perlawanan signifikan dari mereka yang dirazia plus-plus itu kemarin. Absurd, karena sekali lagi ini terjadi pada mereka yang mengaku ‘punk’, bukan sebuah keprofesian khusus lain (misalnya PKL tukang baso) yang tidak ada makna-makna pembangkangan khusus melekat di dirinya. Pada sebuah potret mereka digunduli, dimasukan ke kolam dengan nerimo. Sebagai penerimaan atas nasib dan pilihan sadar melabelkan diri ‘punk’, ini patut dipertanyakan. Bukankah kalian sudah seharusnya melawan jika memang itu semua adalah pilihan hidup yang kalian pilih?. Bukankah kawan-kawan sepakat bahwa hidup kalian adalah milik kalian yang tak ada seorangpun bisa mendiktenya, kecuali tentunya pilihan kalian menjadi punk hanya pilihan dilematis dari sedikitnya pilihan menjadi diri sendiri.
Mungkin saya salah, mungkin kawan-kawan di sana melawan seadanya, namun saya melihat kawan-kawan masih sehat walafiat, masih bisa berdiri dan, ajaibnya, rela masuk camp rehabilitasi. Jika konon menjadi diri sendiri itu sama pentingnya dengan mempertahankan isi perut, mengapa untuk sekedar kebebasan berekspresi yang melekat pada tubuh kawan-kawan di sana tidak bisa mencontoh mereka yang berjuang hidup mati untuk isi perut mereka. Jangankan di Aceh sendiri yang punya sejarah panjang berabad-abad berdiri tegak di hadapan penindasan rezim demi rezim, dari Kebumen, Kulon Progo hingga Mesuji hari ini bertebaran tauladan bagaimana mempertahankan sesuatu yang berarti penting bagi hidup kita. Kecuali memang arti itu tak sepenting yang kita perkirakan.
Bicara soal tradisi pula, respon para punk lainnya terhadap kasus ini juga sungguh aneh untuk ukuran skena yang besar dengan tradisi melawan otoritas. Melakukan aksi solidaritas itu penting. Berguna untuk menunjukkan eksistensi dan simpati lintas komunitas dan mengirim sinyal kepada mereka yang ditahan bahwa mereka tidak sendirian. Namun melakukan aksi yang mirip aksi-aksi usang a la mahasiswa dengan mendatangi kantor kepolisian atau simbol-simbol kekuasaan (lengkap dengan membawa pernyataan sikap berisi pesan apologis meminta maklum) adalah sesuatu yang absurd.
Jika letak pentingnya aksi solidaritas hanya untuk mengakui betapa pentingnya mereka sehingga kita harus datang ke sana sebagai simbol protes, maka itu sama artinya dengan mengakui bahwa eksistensi kita berada di tangan mereka dan kita memelas meminta mereka untuk berlaku adil pada kita. Secara tidak langsung menunjukkan pada khalayak bahwa seolah perubahan akan terjadi jika kita memintanya pada otoritas. Sesuatu yang sama-sama kita sepakati sejak lama (berkat punk); tak akan pernah terjadi.
Bukankah selalu ada alternatif lain selain mendatangi otoritas dan meminta mereka berhenti melakukan pelanggaran? Dan siapa pula target (aksi) komunikasi kita? Apakah otoritas? Atau masyarakat lain yang sebenarnya lebih layak kita ajak dialog perihal eksistensi kita (jika memang inti aksi ini melempar wacana soal perbedaan).
Yang paling menggelikan adalah aksi yang terjadi di Bandung, dimana sekelompok ‘anak punk’ (God knows how I hate that fuckin’ term) mendatangi Polresta dengan pernyataan-pernyataan yang oxymoron. Mulai dari penamaan elemen aksi mereka (“Masyarakat Punk Bandung”) hingga pernyataan sikap kepada kepolisian yang berisi kata-kata mutiara seorang punk yang memelas untuk dimengerti; “Kami hanya pakaian dan rambut yang dinilai urakan. Hati dan perilaku tetap santun dan soleh”. C’mon dude, do you really have to say that to fuckin’ cops?
Meminta masyarakat Bandung tidak terlalu apriori terhadap komunitas ‘punk’ pun sama oxymoron-nya. Karena penerimaan tidak terletak pada kata-kata, namun pada pembuktian dari hari ke hari dimana komunitas terlibat dalam pergulatan masyarakat dalam membangun pilar-pilar kehidupan bersama. Berkoar-koar berteriak di depan masyarakat tentang bagaimana hebatnya punk, tidak membuat kalian menjadi punk dan kemudian diterima di luar sana.
Buatlah band, buat gigs, rilis rekaman kalian, buatlah zine dan media kalian sendiri, berjejaringlah, jaga teman kiri-kanan dan keluarga kalian, bangun kemandirian komunal, organisir komunitas kalian, bergabunglah dengan mereka yang tidak beruntung di hidup ini dan mereka yang berjuang, lawan otoritas yang menindas tanpa pandang bulu dan bersenang-senanglah dengan passion kalian. Meski di luar sana kenyataan tak sesederhana itu, tapi paling tidak; at least those are things that make you punks. Berhentilah mengemis legalitas dan penerimaan. Respect is not a gift, it’s something you earn.
Aksi itu ditutup dengan orasi sang orator lapangan; “Silakan bapak polisi geledah tas anak punk. Tak sedikit dari mereka isinya sajadah dan kopiah untuk alat sholat. Kami masih berfikiran sehat, pak polisi,” tegasnya. Wait the fuck up?! Jadi dengan kata lain mereka yang tak memiliki alat sholat itu tidak berfikiran sehat dan layak diperlakukan tidak adil? Lagipula (tanpa mengesampingkan fakta banyak kawan-kawan yang relijius) bukankah simbol-simbol ‘kepribadian berakhlak’ a la mainstream adalah sesuatu yang kita lawan? Bukankah inti menjadi punk itu mengingatkan kita untuk meyakini pilihan kita sendiri? apapun itu, relijius atau tidak, stand up for what you believe in!
Apapun yang kawan-kawan yakini, jalani keyakinan kalian dengan kepala tegak. Tak ada aturan bahwa menjadi punk harus menjadi atheis, jadi jalani lorong spiritualitas kalian, peduli setan apapun yang orang katakan. Begitu pula sebaliknya, jika kalian yakin bahwa menjalani hidup tanpa keimanan bisa menjadikan kalian nyaman dengan apa yang kalian hadapi, mengapa pula harus mendengar petuah yang kalian sendiri tak yakini, termasuk masuk ke camp rehabilitasi.
Di luar sana, gonjang-ganjing ini mengerucut pada debat tak berujung dan stigmatisasi baik pada ‘Punk’ maupun ‘Islam’ (yang direpresentasikan polisi syariah). Jangan terperangkap di wilayah itu. Menjadi punk bukan kriminal, dan tidak pula menjadi seorang muslim yang di beberapa pojokan diluar sana diperlakukan mirip kasus di Aceh. (Beberapa situs diskriminatif anti-toleransi mempergunakan isu Punk Aceh ini untuk mendiskreditkan Islam). Selama menjadi minoritas, akan selalu ada waktu di mana kalian melewati hari-hari cadas. Yang pasti sekali lagi; menjadi cengeng sama sekali tidak punk dalam menerima konsekuensi. Fight for it.
Akhirul kalam, mengemis penerimaan pada otoritas bukanlah sesuatu yang menyebabkan punk eksis di muka bumi. Now I may sound too politically-correct, but fuck it, Lets make punk a threat again. Up the punx!
karin
December 29, 2011
Great bro! I enjoy the fighting spirit in your writing! I’m more to rock chick babe but hey I still got the punk spirit run in!
firdawan
December 31, 2011
punk juga manusia punya hak asasi,hidup punk indonesia!
RVLSNT
December 29, 2011
*cup-cup*
Asep Lustmord Butcher
December 29, 2011
kena banget !!!
Sindikat Kiri
December 29, 2011
we just realized. .
bagusmetalhead
December 29, 2011
yeah!!! PUNK NOT DEATH
This is a real PUNK!!! oi..oi…
dhyee
December 29, 2011
bisa di muat di NL Makassar bang Ucok? THANKS Newsletter #3. 🙂
gutterspit
December 30, 2011
Silahkan dengan senang hati bung.
alravox
December 29, 2011
tafsiran etika DIY (Do It Yourself) kadang memang beda antara punk satu dengan lainnya.. mungkin harusnya itu lah yg njadiin punk bs berkembang..heuheuheu
gutterspit
December 30, 2011
Indeed 🙂
alravox
December 30, 2011
must be..heuheuheu 😀
Eugene
December 29, 2011
Postingan yg bagus …. Bener bgt. Disolo jg ada komunitas punk merka bnr menerapkan prinsip DIY “do it yourself” mereka berkarya positif. Jual CD, atribut t-shrt dll…. Itupun mash mendapat persepsi yg buruk dr masyarakat…. Tp tdk sdk juga orng beratribt “punk” hanya untk gaya2an thok….
gutterspit
December 30, 2011
salam buat kawan2 di solo. 🙂
@dinnah_
December 29, 2011
:’) yeah…punk rules! I believe I’ve decided to be ‘a mother’ because of….punk. *loh malah OOT* :p
agafuck
December 29, 2011
Right…!
“Berhentilah mengemis legalitas dan penerimaan”
om.buluk
December 29, 2011
kebebasan milik kita sendiri walaupun ada batasan dngan norma atau agama kalau kita mengemis untuk diakui maaf aj najis buat gw, gw diakui karena existensi di khalayak dan membaur disekitar
@my life my choice@
gutterspit
December 30, 2011
up the punks 🙂
Afrizky Karlina Lutfie
December 29, 2011
betul ini !
anggarizkick
December 29, 2011
now playing: the clash- sharia police on my back
Rhesa Arisy
December 29, 2011
Ini tulisan paling keren yang gua sempet baca belakangan ini menyoal “anak punk”
Thanks for the insight doodz..!
efenerr
December 29, 2011
ah mantap kali abang..
can’t agree more. 🙂
justme
December 29, 2011
like this….figth for your right
Zizz SinofLife
December 29, 2011
mantep kawaaan !!
monskill
December 29, 2011
wait.punk beragama?setau saya punk itu anti otoritas.so,mending tinggalkan sajadah kalian di kamar tidur.bergaulah dengan makhluk lain sesuai ajaran agama suci kalian yg bilang untuk saling menghormati,toleransi,bla3(dan tidak perlu agama buat berlaku seperti itu).cukup itu aja,ngga perlu bawa2 lencana keagamaan kalian keluar.
mengharapkan pengakuan pihak lain bahwa punk itu bukan kriminal tanpa tindakan nyata,itu konyol jg.terserah kalian mau dandan nge-punk seheboh apapun,asal kalian punya ‘harga tawar’ yg tinggi terhadap pihak lain,respect itu datang sendiri sebagai bonus.terserah mau bilang nge-slut,saya nyebutnya kompromi.batas kompromi itu kalian sendiri yg tau.kalau kalian nolak kompromi dalam kenyataan hidup bersosialisasi,ya mending mati aja.atau pindah ke gua di gunung sana.
ini kenapa malah ceramah? *jedotin kepala ke tembok
gutterspit
December 30, 2011
Saya pikir paragrap pertama kalo diganti subjeknya jadi kebalikannya bakal sama aja dengan mereka yang berfikir yang atheis atau punks secara general adalah orang2 tak bermoral, tak bernurani dan stigma2 sejenis. 🙂 tapi apapun itu, setiap orang berhak beropini. Ive said my piece, you can have yours.
Soal ‘ceramah’nya sih sama sekali gak masalah. Banyak yang bilang blog ini sampah, so its oke, toh ini tempat sampah juga kok. 🙂 Cheers.
Muhammad Budi Fajar
December 29, 2011
punk ya punk, klo mau terbang jadi superman…
klo mau demonstrasi bebas dong ? ( Negara Demokrasi katanya, dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat)
klo mau ngamen jg bebas dong bang (dari pada merampok ?)..
aku pikir ketika aku kecil dan pertama kali mengenakan celana jeans jg karena melihat dan ikut2an memakainya 🙂
ga tau ya mungkin kawan-kawan dsini telah ditakdirkan untuk memakai celana jeans 😛 tanpa melalui proses seperti aku tadi
gutterspit
December 30, 2011
bebas. gak ada yang larang jadi pengamen kok. saya hanya menjelaskan konteks ngamen itu ke perspektif saya, yang tentu bukan juga kebenaran absolut. sangat gampang untuk buktiin saya salah mas bro. 🙂 Cheers.
Muhammad Budi Fajar
January 2, 2012
Cheers..
ales yuka
December 29, 2011
respect ,,, \m/
ajoe
December 29, 2011
hehehe…siganamah budak punk bandung jadi kitu oge da gara-gara di ilhami poster karya Amenk budak punk nyium leungeun polisi….Wakakakakaka…keren eta poster…
eriqdeads
December 29, 2011
Ada benarnya
ᏚᎢᎧᎡᎩ ᎧᎰ ᎠᎧᎲᏪᎽᏨᎬᏚᎢ
December 29, 2011
Pray For Aceh Punk !
Fauzan Abubakar
December 29, 2011
INDAH
PUNK dan bergaya ala PUNK itu beda…
3113
December 29, 2011
Apapun alasannya, generasi Muda harus dibina supaya hidup lebih baik.
Hidup anak punk bukanlah pilihan, melainkan keterpaksaan, saya pikir.. semua anak tak ada yang bercita2 ingin jadi anak punk. kecuali keterpaksaan, karena tak ada lagi kepeduliaan orang tua atau lingkungan.
Kenapa pemerintah tidak menjerat pijat plusplus dan sejenisnya..?
Bukan pemerintah tidak bertindak.
Tindakannya macam2,, jangan gara-gara tindakan itu tidak nampak dimedia, juga membiarkan anak punk hidup bebas begitu saja? tidak.. semua ada tindakan.
pertanyaan.
Apakah salah membina generasi muda supaya hidup lebih baik kedepan?
ini ada link sebagai sedikit renungan.
http://muda.kompasiana.com/2011/12/21/inilah-pengakuan-anak-punk/
gutterspit
December 30, 2011
i wont buy this. kalo ada yang mau beli silahkan. i had enough. Kinda tired.
Ciel_duke
December 30, 2011
saeutik deui jigana ieu tulisan bakal disambangi ka spindoctor jeung PR agency pemerintah jigana cok… wuihihihihihi …. *ketawa salto*
cheers and beer
December 30, 2011
Keterpaksaan? Sepertinya terlalu picik kalau ini disebut keterpaksaan. Saya memang tidak hidup total dijalanan dan mengamen seperti “kawan-kawan punk” yang sering kalian lihat dipinggir jalan. Tapi musik Sex Pistols, Rancid, DK, Bad Religion terdengar indah di telinga saya. Saya mendeskripsikan punk bukan karena keterpaksaan, tapi karena saya menyukainya. Itu “pilihan” bukan “keterpaksaan”.
Mainbasket
December 29, 2011
Berapa punk (atau yg berniat jd punk) di luar sana yg punya pikiran serupa dgn lu Cok? 😀
Doni
December 29, 2011
Too Right!!
Ramone
December 29, 2011
Punk di Bandung koq konser di tempat Militer?ga salah tuh? apalgi band-bandnya band lama yang dari dulu melabelkan band punk…masya allah :p
alravox
December 30, 2011
apa salahnya konser di tempat militer??
Riyan Hellpunx
December 29, 2011
D.I.Y…..
Riyan Hellpunx
December 29, 2011
BEBASKAN….GA ADA HABIS2NYA KL NGEBAHAS TTG PUNK..I THINK!!!IDEOLOGI PUNK YG MEREKA JALANI BEDA2…
gutterspit
December 30, 2011
Betul bung Riyan. Namanya juga opini. Pasti sifatnya personal. Setiap orang berhak mengemukakannya, apalagi masalah ‘punk’ yang indidualistik, setiap orang punya perspektifnya masing-masing. ini hanya versi saya. dan bukan kebenaran ideologis absolut. Saya bisa sangat salah dari perspektif yang bersebrangan. But at least, ive said my piece. makasih dah berkunjung. Salam.
Ian Mckaye
December 29, 2011
Salah sendiri kenapa masih ngepunk! Ihhhh… Hari gini siapa sih yang peduli ama rancid? Propagandhi? Offspring? Limp bizkit? Korn? Homicide? Nggak ada kan!
Udahlah gak usah punk-punk segala. Mendingan bikin band, masuk dahsyat, kaya raya, calonin diri jadi wakil rakyat, jadi presiden, jadi diktator terus ancurin nih negara! Abis itu bikin negara baru yang nggak fasis. Enakan? Dari jaman Jello Biafra sampe Gregg Gurewitz punk itu gak bakalan bisa bikin perubahan!
Hehhehehehehheeh.
gutterspit
December 30, 2011
Ampuuuun Ian Mckaye… ampuuuuun!
Adrian
January 1, 2012
Saya nggak tau, si ian mckaye lagi sarcastic, apa sesuatu yang sarcastic itu bagi ian mckaye sesuatu yang asing dan nggak bisa dijangkau sama nalarnya yang sekarang ini. Either way, great job making me laugh! 😀
inoe
December 29, 2011
ane bingung ma yg ente bilang : wujud ‘punk’ yang berkeliaran disudut kota sebagai pengamen (sejak kapan punk meminta belas kasihan?)
lalu : Namun melakukan aksi yang mirip aksi-aksi usang ala mahasiswa, dengan mendatangi kantor kepolisian atau simbol-simbol kekuasaan, lengkap dengan statement seolah mereka adalah institusi yang layak diakui adalah sesuatu yang absurd. Jika letak pentingnya aksi solidaritas hanya untuk mengakui betapa pentingnya mereka sehingga harus kita datangi sekalipun untuk kita protes, maka sama artinya kita mengakui bahwa eksistensi kita berada ditangan mereka dan kita memelas meminta mereka untuk tidak berlaku tidak adil pada kita.
gutterspit
December 30, 2011
sama, aneh juga bingung jelasin ulang detilnya…. 🙂
inoe
December 30, 2011
kayaknya klo ngamen dibilang meminta belas kasihan kurang oke juga..
gutterspit
December 30, 2011
mungkin. kalo perspektifnya fenomena sosial mungkin sangat ga oke. tapi sesuai judul artikelnya, ini perspektif dari kacamata ‘punk’, artinya mereka yang ngamen dengan melekatkan atribut punk lah yang saya maksud. bukan aktifitas ngamennya, yang bisa berbeda kalo diliat dari sudut pandang lain.
inoe
December 30, 2011
jd artinya punk yg mengamen diartikan minta belas kasihan orang lain?
manusia rawa
December 29, 2011
TALK IS CHEAP !!!!!!!!!!!!!!!!
gutterspit
December 30, 2011
offffff course, my pren. talk is cheap. thats why i made this blog, karena aksi ada diluar sana, bukan di blog tempat sampah ini. Makasih dah berkunjung. 🙂
otak bodoh
December 29, 2011
sudah terlalu penuh sesak komentator dibanding pemain diindonesia ini oh sungguh menyedihkan, selalu bicara ketika udah kejadian, jika memang peduli napa tdk sama2 bergandengan tangan saling melengkapi. harusnya jika peduli berkomunikasilah datanglah sebelum segala sesuatunya terjadi.
gutterspit
December 30, 2011
🙂 Cheers.
okcrust
December 29, 2011
Saya juga bingung dengan bentuk solidaritas, mungkin tingkat pemahaman kawan-kawan berbeda, Atau mungkin di ‘lingkungan punk’ kita sendiri ada kecendrungan saling mengalienasi. Mungkin kawan-kawan yang datang ke pusat otoritas tdk juga hendak mengakui eksistensi mereka para otoritas, mereka sekedar mengungkapkan solidaritas. Bukankah selain taktik ilegal, taktik legal juga diperlukan, karena dikotomi legal tak legal mungkin sudah tidak jaminan. Terus terang, kondisi di lapangan antara punk yang besar di tahun 90-an dengan yang besar di era 2000an kemungkinan berbeda, saya juga tidak ingin menjudge kita tak pandai berkomunikasi. tapi seolah itu yang ada di lapangan, ada kegagapan bagaimana harus menyikapi sebuah kasus.
Jika memang harus ada pendidikan ‘punk’ apakah mereka yang terlebih dahulu ada di lingkungan ini yang harus mengajarkannya? 🙂
****gimana buku Aliansinya bang? bagus ga? hehe, saya banyak hutang inspirasi sama kamu, sialnya dibuku itu gak sempat saya kasih lembar thanks to hehe, mungkin nanti kalo ada duit dan bisa cetak lagi saya kasih lembaran thanks to nya hehe 😀
salam, okky
gutterspit
December 30, 2011
Mungkin, bung okky, sangat mungkin. Saya juga cuman nulis perspektif saya yang sangat mungkin sekali salah. Saya juga dulu pernah kok aksi bareng ormas fasis pas SMA, dimarahin dan dikritikin orang ya maklum…, newbie. 😛 Intinya sih, Everybody have theirs, ive just said mine.
Bukunya dah dibaca ampe abis.Bikin lagi ky.. jilid dua 🙂
okcrust
December 30, 2011
Terima kasih banyak Bap udah mau baca, terima kasih, masih banyak PR buat ngedit dan perbanyak, walau saya tau isinya terlalu personal hehe 🙂
Jon
December 29, 2011
Cerdas….
djoegangan
December 29, 2011
Setuju bang 😀
Respect is not a gift, its something you earn !
gusbarlian
December 29, 2011
Bagus! jadi Punk itu Aksi ya..bukan reaksi…
gutterspit
December 30, 2011
oh dewa…, ada mas GB. Ampun om…
Capunx
December 30, 2011
sejarah telah tercipta di bumi aceh tanah rencong… we’re proud about it 😉
Punk’s not dead oi….. 😀
We’re all punks and we don’t care
That was price to dye our hair
Blow the trapist in your face
with about tone of noise
reff:
Punk’s not dead i know [x4]
Yeah!
sadar diri
December 30, 2011
Anda tidak ada bedanya dengan anak ‘punk’ aceh,klo anda gembar-gembor lewat tulisan pengemis (diperhatikan) anda.
salah satu yg perlu anda garis bawahi dlm diri ‘punk’ anda adalah “ketika tangan kanan anda memberi,tangan kiri anda TIDAK BOLEH TAHU”
“do it yourself….FuckR”
rudolfdethu
January 1, 2012
salah satu yg perlu anda garis bawahi dlm diri ‘punk’ anda adalah “ketika tangan kanan anda memberi,tangan kiri anda TIDAK BOLEH TAHU”
…Hmmmm. Kalau versi KPK itu namanya tidak transparan, gejala suap, berpotensi korupsi, alias non-punk 🙂
@siumed
December 30, 2011
ada ahmad dani yang kawin dengan habib kemudian melahirkan kecoa arifinsolmedjoharlemos. ia berkata:
“anak punk….. heyyyyy, anak punk. alhamdu…?”
“lillah..” jawab anak punk dengan riuh dibarengi kecrekan dari teh botol, semburan dick hebdige, tato yang mengular, juga sanad yang tertatih.
di kejauhan ada kumandang penghalalan dari para tuhan.
dan saya menunggu pesanan arabika moka lagi karena yang pertama di seruput amorfati bercemeti.
…………………………
haha, maneh ngarasa nyieun postingan teu penting, aing komentar maha penting. kumaha? bae? bae, lah nya? engke ngopi deui.. 🙂
gutterspit
December 30, 2011
mana kolek pisang eh.. pisang ijo teh ‘Med??? 🙂
@siumed
January 1, 2012
geus cok, tong mamawa bisnis didieu mah.
hidup punk ijo! hahahahaha…
alravox
December 30, 2011
mungkin ada baiknya kalo gak nyampur adukin antara punk (sebagai budaya) dengan agama.. tp mencoba menyandingakannya..heuheuheu
do it yourself, mesti ditambah: use your own way kali ya.. pake jalan yg masing2 mampu..^^
nice writting.. 😀
splintter2scum
December 30, 2011
Realilty is imminent..good job bro..
daniel john
December 30, 2011
yup! mayoritas ngaku ‘PUNK’ tp kelakuan ama sikap masih ngiblat ke SINETRON
penuh drama queen..
punk, blues, rocknroll, jazz, dangdut dll adalah filosofi yg keluar apa adanya dr hati
musik , seni, mindset, dan lifestyle adalah outputnya..
semua oke, asal JUJUR plus dibungkus oleh intelektual
Skubi
December 30, 2011
musik adalah musik dan agama adalah agama. itu sama seperti uang koin. gak akan pernah bisa bertemu. mungkin bisa digabungkan antara musik dan agama TAPI dalam konsep tertentu. DAN itu BUKAN juga menjadi UKURAN KEAGAMAAN. banyak artis MAINSTREAM dengan berbagai lagu (yang dicampur adukan dengan agama), yang kelakuannya JAUH dari apa yg mereka nyayikan (a.ka BUSUK). satu kata buat temen2 PUNK. YOU’RE WHAT YOU’RE! NO MATTER WHAT! REMEMBER THAT!!
Rizal Hidayat Pasaribu
December 30, 2011
saya suka tulisan “bahwa untuk merubah sesuatu tidak harus mendatangi otoritas ataupun lambang lambang kekuasaan “, selama ini kita selalu berada di lingkaran itu saja mulai dari mendatangi kantor dan di hadapkan dengan kepala humas yang selalu mengatakan ” akan kita proses secepatnya “,hehehhe salam dari medan bang 😀
gutterspit
December 30, 2011
🙂 apa kabar lae… :))
Aulia
December 30, 2011
“Beberapa situs diskriminatif anti-toleransi mempergunakan isu Punk Aceh ini untuk mendiskreditkan Islam” ini memang cadas \m/
Ahmad
December 30, 2011
Respect buat penulis.
Sedikit harapan dari saya, ada baiknya penulis secara langsung berdiskusi (minimal sebagai silaturahmi) dengan sekelompok ‘anak punk’ yang dengan statement ‘oxymoron’nya tempo hari dalam aksinya tentang pendapat anda ini. entah etika, value dan sebagainya yang anda percaya tentang punk berhubungan dengan ideal dan attitudenya. bagaimanapun, penyimpangan tidak akan bisa dihindari, entah karena faktor budaya, jarak, waktu, dan sebagainya. kesinambungan informasi menjadi penting. bila ada kawan yang kurang tepat, Koreksi. bila ternyata sudah anda lakukan, sekali lagi respect.
Maaf bila ada yang tidak berkenan.
Salam.
gutterspit
December 30, 2011
Komunikasi sudah ada pada sebuah forum (fisik bukan maya), dan semoga selalu ada komunikasi. Saya disinipun hanya menulis pendapat pribadi yg bisa jadi sangat salah di mata mereka. Mereka pun, oleh karenanya berhak menulis sesuatu ttg itu versi mereka. Apapun yg saya tulis disini tentu bukan klaim kebenaran absolut. Apalagi perspektif ‘punk’ itu sangat individual/personal. Thx udah bertanya. Salam 🙂
Obbie Mesakh
December 30, 2011
mun Diana Punky asup kategori anak punk teu nyaa’ Bap.??? 😀
soalna kamari pendak di kelurahan kami, make jeans soek tea aya emblem’an ‘superdead is man’ sareung ‘karoket rockers’ ..meuni unyu ihiyyy!! :p
>>>Bap,. ngabretttzz bap.. ini baru tulisan “kagok aral”
tanpa pandang bulu, sekalipun bulu anak “punk beneran” hahaha.. 😀
keep strong yess!!
ps: asa seueur nu ngomenan teh siga nu pang-punk-na laahh!! (paling punk getoh!)
curiga eta nu ngaromen macana bari dengeukeun ramuan mix campur aduk kolaborasi aduhai Armada Ben fituring Joni Roten – want to be taken where anarchy in the INA :))
woles lah oi oi.. 😉
gutterspit
December 30, 2011
geus aya si mamang mah sok isin ah. *langsung api-api molor…
Bledhekers
December 30, 2011
blok yang keren kapan ya ada waktu bikin trhead.
aku reguest ajalah ttg otomotif.
gutterspit
December 31, 2011
Nah, ide bagus, besok saya bikin soal resep bikin mashed potato, karya Lord Butche
ali bstrdx
December 30, 2011
Tulisan diatas bagus…bagus baget,ada macam2 orang menilai tentang punx,kalo menurut saya semua ini sih bnyak yg ga ngerti buat apa mereka hidup.knapa jdi seorng punker,banyak yg sok pinter,dan bicara bla bla,yg akhirnya mereka terlihat seperti orng yg sok peduli atau dia orang baik…hmmmmm… hahaha atau saya bisa bilang poser….seperti kalian lihat di youtube ada cuplikan punk muslim…apa itu???? Sngat memalukan,dan sangat salah kalo semua ini di sangkut pautkan dengn agama….kepercayaan bukan untuk diperdebatkan,dukung semu bentuk kemerdekaan.saya melihat perkembangan zaman yg di pengaruhi banyaknya media pembodohan,sangat berbeda sekali dari karakter yg saya lihat dan saya alami dari tahun 97.dimana sekarang semunya sudah tidak terlihat berjuang atau bertahan,seperti tulisan di atas,(punk is death)…˚☺k˚ lah kalo bergitu.hiduplah seperti punx yg kamu lewati,dan saya berharap masih ada newslater atai zine seperti kami dulu,atau apapun media yg akn digunakan.bagus bagus hhahahaaha
ali bastardos
December 30, 2011
PUNK IS DEATH …..hahahahhahahahahaaaaaa
Indra Hikmawan Saefullah
December 30, 2011
nice writing, bang! agak susah kayaknya kalo buat temen2 di Aceh utk langsung ‘melawan’ mengingat sejarah kekerasan di Aceh oleh aparat yg gak lama-lama ini. Sempet kepikiran jg ama saya, “kenapa gak melawan aja ya? ketika digundulin, diceramahin, dsb.?”… faktor guns, tentunya. Saya lihat ada foto ketika mereka dibariskan, dijaga oleh polisi yang memegang senjata mesin. So, make sense kalo menurut saya mereka ‘ragu’ utk melawan, apalagi ketika orang tua mereka juga menunggu-nunggu di rumah. Lagipula ideologi punk yg mereka anut juga tidak sekeras bang Ucok.. hehehe
Kalo menurut saya mah, isu tentang punk merupakan agenda politik di kalangan elit Aceh. Konon katanya Wakil Walikota Illiza teh pengen terpilih menjadi Walikota dalam pemilihan walikota Banda Aceh februari 2012 nanti. Sok, lihat di Facebook gera kampanyenya.
Setidaknya dengan pengorbanan temen2 punk di Aceh seluruh dunia tahu kalo Indonesia skg lagi dibajak ama orang-orang fasis.
gutterspit
December 31, 2011
Dengan segala kerendahan hati, maksud tulisan saya tidak sama sekali menghakimi kawan-kawan di Aceh yang ditangkapi dengan nilai-nilai yang saya yakini (ideologi punk misalnya, yang kawan sebut). Ini semata-mata perspektif saya atau mungkin beberapa kawan lain yang justru bertanya-tanya soal apa yang terjadi coba memahami. Jika kemudian terdengar seperti yang sok tahu, saya minta maaf sebelumnya. Tapi apapun itu, info-info seperti ini yang kami tunggu selama ini. Reportase langsung dari kawan-kawan di komunitas punk di Aceh sendiri yang kami tunggu untuk kami dengar. Karena bagaimanapun mereka yang paling berhak menjelaskan fenomena ini. Namun sayangnya, tidak kami temui. Terima kasih buat info soal keterkaitan ini dengan Pilkada mendatang. Itu cukkup membantu memahami. Salam.
Thufail Al Ghifari
December 30, 2011
yes Ucok, saya copas ke kawan kawan Ghurabaa…
sepertinya saya tidak perlu izin untuk memasukkan tulisan “sampah” ini ke http://www.undergroundtauhid.com
your old friend – Thufail Al Ghifari –
gutterspit
December 31, 2011
Silahkan Thuf. My pleasure. Salam buat Cece dan keluarga.
Thufail Al Ghifari
December 30, 2011
saya dapat linknya dari beranda FB saya, dari status kang Cece..
Rijal
December 30, 2011
COOL,
hmmm… but kita hrus bedakan punk dengan Agama (bukan dalam arti sekular ya), Agama dengan sebuah scene(mungkin bisa kita sebut budaya) merupakan satu paket yang tak bisa di pisahkan dari keseluruhan arti manusia, dan masing2 hrus berjalan berkesinambungan, tidak saling geser antara satu dan yang lainnya. SO JUST MAKE IT BALANCE
gutterspit
December 31, 2011
make it balance ya… saya ga ada masalah, tapi kemudian di kemudian hari ada sebuah institusi yang merasa punya otoritas untuk mengukur seberapa balance hidup seseorang, itu baru masalah.
hantamlebihkeras
December 30, 2011
izin copas masbro 🙂
gutterspit
December 31, 2011
silahkan masbro 🙂
age
December 30, 2011
Brow,sori saya harap km bisa lbh realistis meyikapi permasalahan,jika label punk menjadi suatu trend fashion (yg mnrt km sprt band ahmad dani) atau kultur kaum marjinal yg terwakilkan pengamen pinggir jalan ini adalah suatu hal yg sangat wajar,dan seharusnya km bangga jika seorang ahmad dani bergaya ala punk (ini yg disebut pilihan), jadi tidak perlu menilai secara sinis pilihan mereka..tp satu sisi saya bangga dengan curhatan ini,pertahankan sikapmu!!!amin
gutterspit
December 31, 2011
apapaun pendapat kamu saya hargai. namun ada baiknya menuntut seseorang lebih realistis dibarengi dengan tindakan realistis diri sendiri. YAng paling realistis hari ini adalah mengemukakan pendapat. Saya sudah mengemukakan pendapat saya. Ada baiknya kawan mengemukakan pendapat anda juga, lalu mana blogmu? mana media mu? zine mungkin? adakah? saya ingin baca…, hanya dengan mengeluarkan pendapat dan bersantun argumentasi sesuatu jadi realistis. ini kalo ngomong soal wacana. kalo soal pembuktian, beda kamar…, itu ada diluar sana. Saya tak perlu gembar-gemborkan disini, kesannya saya mau ikut pilkada.
Ali bastardx
December 31, 2011
ahmad dany suck…..
Tommy Adi
December 30, 2011
Respect… “bersenang-senanglah dengan passion kalian.”
youdick
December 30, 2011
They are just follower not a PUNKer..The real of punk will know what the meaning of that..
Salute 4 u..
opy benjod
December 30, 2011
mantap…!!!
third chord politics
December 30, 2011
freeport.chevron…imf.world bank….WTO…import beras…import gula jeung lain sajabana….nu nyangsarakan rakyat….kamarana eta punk ayeuna???ngan ngagugulung we nu digarundulan….di mandian….di asupkeun ka camp…argggghhhh lain eta masalah anu nyata mah….kamana punk anu di pikasieun ku mcd.kfc jeung multinasional corporate lainna…bener mang punk mah lain jelema menta2…!!!
[m’T]
munky
December 30, 2011
enjoy….
Cikal Bakal External
December 30, 2011
to : 3113 Link yg anda perlihatkan “ngga” banget…
Hargai perbedaan (apapun bentuknya)…
Berpikirlah yg luas sperti negara ato pulau yg anda bangga kan….
tegak kepala
December 30, 2011
PUNK SPIRIT..
hanz
December 30, 2011
menarik apa yang dituliskan. tetapi yang terpenting bagi saya adalah menghidupkan budaya polemik di dalam punk itu sendiri, kecuali punk ingin menjadi fasis dengan tidak mengjinkan adanya polemik.
Two
December 30, 2011
Fuck u all
gutterspit
January 1, 2012
Fuck you too.
YoYo (@YOLAWOLF)
December 30, 2011
100% AGREE.. btw kapan album baru homicide keluar?? 🙂
Maha Dwija Santya I Made
December 30, 2011
http://dog-eats-shit.tumblr.com/post/14306558842/apakah-anda-sudah-cukup-punk-mari-bercermin
BACA JUGA INI GAN !
gutterspit
December 31, 2011
Thanks linknya gan. Yang lain bisa berkunjung ke link ini juga, bahan memahami yang terjadi disana.
mu2nz
December 30, 2011
sampe sekarang masih aneh liat anak punk meski dah nongbar, setuju ACAB, setuju juga sama polisi syariah di Aceh.
Albi
December 30, 2011
jadi benernya punk itu lebih ke sikap, bukan penampilan ya. lu mau berpakaian kaya ustad tapi kalo jiwa lu punk juga gpp kan.
Two
December 30, 2011
boleh, yg pnting keliatan normal..
gutterspit
December 31, 2011
normal? siapa pula yang pengen keliatan normal???? salah kamar om???
Ridwan
December 30, 2011
Absolutely I do Agree…Punkers must have believe, sense of belonging each other and off course FREEDOM.
brotolomusti
December 30, 2011
Memang kelakuan anak punx odong-odong bandung itu salah poster mas amenkcoy. Sudahlah cium tangan polisi, make masang poster The Monyets pulak.
tapi serius ah, izin menyebarkan ya.
085642672128
December 30, 2011
mngkn setelah issa riot meninggal karena bencana alam tsunami tahun 2004 silam..sudah tidak ada lg yg memperhatikan jenis musik atau dandanan ala mohawk ini….karena dia lah satu sosok vokalis punk oi tahun 90 dari aceh yg kuliah dipurwokerto dan membuat band punk oi bernama discoriot… mngkn klo dia masih ada akan beda lg masalahnya…jd jngn asal berdandan punk klo tidak tau asal muasal punk…tegal city hardcore crew
gutterspit
December 31, 2011
Beruntung pernah berkenalan dengan beliau dulu. Miss him. REST IN PEACE ISSA DISCORIOT.
okcrust
December 31, 2011
Baru tau Issa DiscoRiot udah gak ada 😦 ….Rest In Peace bung, Amin
Bunga Seroja
January 5, 2012
Rest in Peace Brada……………
Salamfrom Kediri Boot Boi’s
BANIADAM
December 30, 2011
Terkadang pelabelan diri (entah itu punk, hip-hop, metal yang begitu ow em ji nya) hanya akan memenjarakan mereka sendiri.
Mun ceuk si Dani Tremor mah Punk Rock Terdomestikasi. Tapi bener oge eta bahwa punk emang udah ga penting juga identitasnya, namun lebih merujuk pada sebuah semangat. Sejak kapan punk harus bermohawk, harus bertato, (dan parahnya) harus diterima di masyarakat? Punk itu kalo (kalo yah ini mah kalo kata sayah gituh) kumaha aing kitu lah, serta merta don’t give a shit about anything. Hakahkhakhka..
Penerimaan (dengan cara meminta-minta atau cara lainnya) sebenarnya tidak begitu penting menurut saya, yang terpenting adalah saat punk tetap menjadi sebuah kultur yang sebagaimana mestinya tanpa diketahui berbagai orang (baik gov, masyarakat, dll.) hingga berbagai orang tahu dengan sendirinya apa makna punk ituh (ow em jih..)
Awis tepang Bap. Aries skinhead ngajak wae diskusi cenah jeng didinya, ke tong kapok mun aya acara di Unisba deui. Huhuy. Salam sayang 😀
gutterspit
December 31, 2011
Aduh sok sieun mun Aries mun ngajak mah, secara old school warlok!!! bahaya death
MartoArt
December 30, 2011
Tulisan yang sangat cerdas!
Saya beruntung ada yg menaruh link ini dipostingan saya untuk topik yang sama. Sila berkunjung:
http://martoart.multiply.com/journal/item/144/The_Show_Mas_Gogon
Tabik!
gutterspit
December 31, 2011
Sudah berkunjung bung, great piece. Glad you share it.
tabik!
Mikroba
December 30, 2011
Bukankah kebanyakan masyarakay Aceh yang meminta keistimewaan dengan syariah. Jadi kasus seperti ini adalah konsekuensi tersendiri dari permintaan mereka
vajarshit
December 30, 2011
itu anak2 yang berdandan ala “PUNK” sering ngamen di alun2,,dandanan sih oke,,tp waktu ngamen masak yg di bawain lagunya ayu ting-ting,,,
kemanaaa…ohh kemaanaaaa,,, 😀
Belantara Tindaon
December 30, 2011
(Beberapa situs diskriminatif anti-toleransi mempergunakan isu Punk Aceh ini untuk mendiskreditkan Islam)
This is the real cok!!!
gepey
December 31, 2011
saking getol beritanya berbicara di kancah internasional, pssi aja kalah ni lae..pdhl selama ini tak jarang anak ‘punk’ (pke tanda petik juga ah:p) kena razia satpol pp dan media adem ayem aja, tp klo yg ini kok fenomenal bgt. apa yg beda coba? sampai2 ada tmen ngiri bilang gini “kt ditangkep satpol pp udah lbh 10 kali, seringnya mlh sama digebukin jg. tp kok gak ada yg bikin aksi solidaritas bt kt ya? aplgi klo sampai masuk tipi, ah sesuatu bgt yah”. hwakakakaka……………
gutterspit
December 31, 2011
Thats the point. 🙂
Aryanto Widyo Susanto
December 30, 2011
punk biasanya terbuka dan tak berbentuk.
punk sebagai pilihan memberikan cakrawala tak berbatas.
tak seorangpun mampu dan boleh membatasinya.
tapi…
memang seharusnya…
punk tidak lembek pada dirinya sendiri.
gutterspit
December 31, 2011
kebebasan itu punya paradoksnya sendiri. Punk bukan liberalisme. Bagi saya ada batas tertentu, jika bersahabat dengan otoritas seperi polisi, dia ngga punk.
Akbar
December 30, 2011
makin ga punk, dia punk 🙂
ven
December 30, 2011
jika dipikirkan dengan teliti,semua apa yang terjadi
ada rasional nya sendiri
Punk yg lg holiday:)
December 30, 2011
Sebuah tulisan yg cukup mengerenyitkan dahi saya.
Antara bacanya yg konsentrasi; bertanya-tanya pd diri sendiri ttg ‘punk’; mencoba sedikit flash back; dan menelaah realita yg ada.
Mohon ijinkan saya utk berbagi apa yg ada dipikiran saya dan utk itu saya akan mulai dengan kalimat:
Bukankah “perbedaan” itu indah.
Sebenarnya siapa pencetus kata “punk” itu sendiri?
Apakah datang dr Individu? Kelompok? Atau media?
Buat saya, whatever drmana dtgnya dan saya jg yakin tmn2 sudah banyak yg mengerti. Hanya saja klo based on history yaaa kenyataannya ironis.
Ok kita skip masalah ini krn kita bukan di kelas sejarah.
Kalau melihat alur perkembangan punk itu sendiri bisa dbilang bisa dipilah-pilah. Baik secara origin punk itu sendiri atw lebih spesifiknya yg terjadi di indonesia. Pun bisa dbilang berfase-fase plus semakin banyak rantingnya.
Maksud “ranting” dsini – adalah punk itu sendiri mengalami keberagaman dalam hal ideologis dan musikalitasnya.
Tetapi yg benar-benar saya lihat adanya kesinkronisan antara ideologi dan musiknya. Contoh, seorang punk yg mengaku anarko secara langsung atau tidak menamakan band yg dia bangun sebagai band anarko punk.”Bener” ga sih? Meski kalau di lihat secara musikalitasnya, sulit utk dipilah-pilah. Contoh kecil saja, secara musikalitas, Crass lebih ngepop drpd band-band D-Beat yg ada sekarang ini tp saya ngrasa lirik-lirik dan ideologi mereka lebih ngepunk drpd band yg ketukannya sangar dan cepat yg kebanyakan ada dewasa ini. But whatever, beda itu indah kok. Hahaha.
Secara musikalitas, siapa sih yg pertama kali mengenalkan ini loh HC punk atw street punk atw crust core atw D-Beat atw Oi! atw melodic punk atw atw atw yg lainnya deh. But hey, who cares? Or do you even care?
Secara ideologinya pun jg beragam. Ada yg anarko punk, peace punk, drunk punk atw atw atw yg lainnya jg. See my point?
Punk jg berevolusi klo menurut saya. Bukan dr fisiknya loh (hahahaha) tp berevolusi krn keadaan hidup dan lebih tepatnya tekanan hidup.
Contohnya, band punk yg dlunya cuma indie label tp ketika punya ksempatan utk major label. Krn alasan kebutuhan hidup dan keluarga pd umumnya. You can name them, right?
Tp yg tetep indie label meski udah dtawarin beribu2 kali jg ada. Punk banget deh pokoknya. Hahahaha.
Secara general dan opini pribadi saya (maaf) punk adalah sebuah label. Label yg dpilih seorang individu utk dlekatkan pada dirinya. Seperti emblem dan stud yg kita tempeli pd jaket kita.
Knp?
Krn yg memilih dan menjalankan punk tidak lain adalah manusia jg which means punk jg manusia (bukan promo salah satu lagunya band loh. Hahaha) dan kata kunci manusia itu sendiri adalah keberagaman.
So, sampai kalimat di sini saya mau menyimpulkan secara pribadi bahwa punk sudah seperti layaknya manusia itu sendiri. Seperti manusia ada yg baik, buruk, jahat, ikut-ikutan. Sama jg ada punk yg bener-bener ngepunk, punk yg cuma ikut-ikutan, punk yg ga puas dgn hanya ngepunk itu sendiri sehingga masuk garis atw organisasi yg frontal melwan pemerintah atw cuma punk yg mengisi waktu kenakalan remaja abis itu udahan. Hahahaha.
Utk menyeragamkan punk, saya rasa mustahil. Sama seperti anda mencoba membuat satu dunia satu pemikiran. Mungkin ga? Enggalah bray. Send me to reality ajalah.
Dan banyak jg punk-punk yg “ninja”.
Mereka yg tdk merasa perlu bernampilan punk tp mereka punya pola pikir seorang punk dan mereka sebarkan pola pikir mereka kpd rekanan kerja atw teman-teman , lingkungan atw keluarga mereka sendiri.
Buat mereka, ga selamanya harus konfrontasi. Infiltrasi jg boleh dong?
Di akhir paragraf, saya cuma melihat suatu fenomena. Mau dia punk yg bernampilan selayaknya punk, atw dia punk yg cuma di musik aja atw punk yg ideologinya punk bgt atw punk yg cari nafkah lewat musiknya atw what kind of punk lainnya deh. Begitu ada individu atw kelompok punk yg terusik, punk yg lain pun merasakan hal yg sama dan bentuk pengekspresian mereka pun beragam-ragam (bahkan sampe ada yg bikim kompilasi utk menggalang dana) dan itu sah-sah saja menurut saya.
Sedikit tambahan, drpada kita mendeskriditkan seorang individu atw sekelompok punk, atau apa yg mereka (punk) lakukan, bukankah lebih baik kita bergandengan tangan dan pogo bareng-bareng?
Perbedaan itu indah bukan?
Yg penting kita sama-sama ngepunk dan semua punk bersaudara 🙂
Hahahaha
Cheers mate 🙂
gutterspit
December 31, 2011
Tujuan nulis ini justru untuk menghindari keseragaman. Justru dengan nulis opini saya, dan kalian menulis opini kalian lalu akan terjadi ketidakseragaman. Yang salah itu adalah melihat opini saya sebagai klaim absolut yang berusaha menyeragamkan. Setiap individu berhak mengemukakan opininya, salah tempat jika kawan menuduh saya berusah membuat sebuah penyeragaman. Ini makna yang versi saya. Jika ada yang berbeda silahkan buat tulisan sendiri, counter tulisan ini di blog anda. Adakah?
Saya tidak pula berusaha mendeskreditkan, tapi mengkritik. bergandengan tangan bukan berarti menghindari argumentasi, kebersamaan bukan berarti kemudian melenyapkan fakta bahwa kita memang ada bedanya, pada tataran ide misalnya. Kalo cuman soal pogo sih cetek. Jangan lari dari polemik dengan mengatasnamakan kebersamaan. Punk hidup dari bensin yang berasal dari adu argumentasi.
Coba baca lagi tulisan saya; saya hanya mempermasalahkan mereka yang mengaku punk namun bersahabat dengan otoritas. Sisanya? bisa di-skip.
Anyway, Thanks mate,
Cheers
Moch Andie
December 30, 2011
come back for your self! guys..!
dan buktikan apa yang kalian ucapkan itu semua .. Kritik yang tidak berguna sebaiknya kita abaikan,saran yang berguna kita dengarkan.. Perbedaan pendapat itu hal yang biasa di sebuah budaya demokrasi soo ”Come back for your self” jadi intinya punk itu mencakup semua tentang dari dirimu dan dari negaramu.
_zup
December 30, 2011
hmmm ini paham PUNK yang sebenarnya kalau dipahami ok juga.. banyak yang nyebur ke dalam “punk” dengan latar belakang galau… padahal ga ngerti bener makna makna PUNK yang seharusnya seperti ini.. akibatnya “punk” mereka hanya untuk gaya gaya-an.. “kebanyakan gaya” otak ga jalan… pikir pendek akhirnya ngemis dengan jurus ngamen… dsb.. menurut saya artikel ini banyak menjelaskan bagaimana menjadi PUNK yang profesional.. yang artinya bener bener jadi PUNK…
pikir dua kali sebelum menentukan pilihan hidup… jangan jadi setengah mateng…
Sailerm0on
December 30, 2011
Punk n0t die
bowo
December 30, 2011
ijin kopi link dan sebarkan mas, tulisan yg bagus
Zutonx Blog
December 30, 2011
Hue Hue Saatnya Anak PUNK berwiraswasta…..get money, future, and many more…SID contoh nyatanya….
agungardiyansyah
December 30, 2011
bagus nich, gw setuja
Xloids
December 30, 2011
kata dan jiwa ‘punk’ akan hidup terus walau di gimanin juga.
Engpunk Area
December 30, 2011
Nice,,, aq smpat mmbayangkan betapa Hebatx Perlawanan Tmn2 d Atjeh,,, tapi aq mulai down ketika mendengar mereka mencium tangan Kapolda Atjeh,,, lalu statment q tntang mereka Berubah 180 drajat,,, sungguh konyol mncium tangn Pejabat yg kita lawan eksistensinya,,, WTF man???
eka,,,
December 30, 2011
oi,,,oi,,,,oi,,,fuckkkk polce,polisi nasskleng
purakk-purakk sokk memberantass pemalakk,padahall mreka sendiri sebener nya pemalak di malam hari,bawa motorr ngejar-ngejarr trukkk malakinn,bangsattt polisiiii nas keleng,saya tidak mau jadi polisiii,karna institusi kepolisiann hanyaaa,,nama baikk di luarr saja,di dalam hati mereka busuk bagaikannnn bangkaiiiii,
bholonk
December 30, 2011
kena deh
Razzy Kue Asline Goaxz
December 30, 2011
cilacap punk comunity,,,,, punk not dead
gutterspit
December 31, 2011
salam buat Iwan… 🙂
numb
December 30, 2011
memang mudah menghakimi or lain mengeluarkan kata poser, fake, borok ato apalah namanya thd yg lain yg dianggap tdk sesuai mungkin agar terlihat dirinya lbh hebat, terkesan lbh true dri yg lain tanpa terlebih dahulu mencari tau penyebab dan alasan dri seseorang ato sekelompok yg kalian yg anggap poser.sedih rasanya lbh dri satu dekade komunitas punk berdiri, kata2 itu msh keluar dri mulut org2 yg menganggap dirinya “paling”, harusnya malu org yg merasa cukup pintar, lebih faham bukannya membagi ilmunya kpd org2 yg dianggap krng mengerti justru menghakimi. oooh demi babi guling ini sangat memalukan banyak sy temuai org2 seperti itu tanpa berani mengulurkan tangannya dgn pnh ketulusan dan kecintaan agar tercipta generasi yg lebih baik. org2 yg sibuk mencari kelemahan org lain ternyata bersembunyi ditempatnya yg nyaman dan hanya hidup utk dirinya sendiri.
gutterspit
December 31, 2011
Jika ada kalimat saya yang melegitimasi seseorang itu poser silahkan copy paste ulang.
Jika ada kalimat yang menggangap diri saya paling, silahkan copy paste ulang.
Saya tidak merasa lebih pintar, saya hanya menuntaskan kewajiban memberikan opini, perpektif individu dan argumentasi. Jika ada yang merasa memiliki opini besebrangan silahkan buat opini tandingan. Lagipula, melihat sebuah opini sebagai sebuah statement penghakiman secara tidak langsung anda mengganggap kawan-kawan yang saya kritik itu cengeng dan tak punya opini dan layak dikasihani dengan (dalam bahasa anda) “mengulurkan tangannya dgn pnh ketulusan dan kecintaan agar tercipta generasi yg lebih baik”.
dan terakhir, justru kalimat ini yang bertendensi menghakimi: “org2 yg sibuk mencari kelemahan org lain ternyata bersembunyi ditempatnya yg nyaman dan hanya hidup utk dirinya sendiri”
Ooops, maaf…, saya lupa, selama ini saya tinggal didalam sebuah kamar didepan layar monitor, kerjanya ngotak ngatik twitter dan FB orang lewat BB, makan enak, tidur enak dan berargumentasi cuman buat popularitas.
anda sungguh tahu saya sampai begitu detailnya, saya salut. bisa saya tahu siapa anda? supaya saya bisa menghakimi balik?
wild
December 30, 2011
This is damn great statement bro….
Banyak bgt menurut gue yg cuma ngaku2 jdi punk..apalagi dengan statement “anti kemapanan”
Gue agak muak dengernya??
Apa punk itu ngajarin hidup lo jadi susah??harus ngamen?hrus tidur di trotoar?
Please man wake up,,itu bukan punk tapi gembel!!
Cuma tau punk sebatas harus bergaya tapi sesumbar….
I like ur blog man… Cheers..
yopyosd
December 30, 2011
mantab….-….
punk akan ada dan selalu hadir di kehidupan ku
Jeffrico Andika Marga
December 30, 2011
mslhnya ya itu…Punkrocker skrg = ANJAL dgn style punk rock..
Bs dibilg ngenakin gaya aja ngamen di jalan pake Kentrung!!!
WTF sejak kapan Punker maen gitar kentrung???!!!
Muhammad Khairul Azami
December 30, 2011
Assalamu’alaikum
Guwe BANGED!!!!!!
PUNK bukan paham rasis, PUNK adalah manusia MERDEKA, PUNK bukanlah sosok mengerikan, PUNK bukanlah manusia KAFIR, PUNK lahir dari BOBOROKnya BUDAYA, PUNK tak mengenal PERBEDAAN, PUNK tidak dinilai dari rambut mohawk. PUNK adalah paham pembelajaran bwat gw, sebuah filsafat hidup, pemberi perubahan dalam hidup gw.
Maka LANJUTKAN!!!! LET’S FIGHT for IT!!!!
Salam kenal dr.emi [dremi.INFO]
Alex Fvckin' Svicide
December 30, 2011
kwkwkwkwkw , maklum gan ini indonesia , ngakuin diri “PUNK” tapi gak tau punk itu apaan? (walo gak semua jga sih menurut gw kek gitu) but yeah…this is still in indonesia 😀
Wahid SquadOf Cikarang Lowrider
December 30, 2011
untuk kali ini saya sangat kagum dengan tulisan anda!
membhas realita punk indonesia memang tak ada habisnya
karna pola pikir mereka yang primitif
selalu mennganggap anak punk itu negatif
memang benar sekali perbedaan itu indah
namun apa salahnya jika punk itu berbeda dengan aliran lain?
selama kita saling menghormati kita saling melindungi apasalah nya toh kita menjadi anak punk!
urusan agama ituh urusan kepercayaan pribadi masing2 manusia
dan tentang orasi dan demo2 yg mreka lakukan tak salah kenapa?yah menurut
saya memang kita hidup di bawah mereka yang berkuasa kita(punk) adalah seseorang yang sadar bahwa diri kita tertindas dan kita coba berontak dari kehidupan bodoh yang penuh dengan kebohongan mereka ank2 punk hanya ingin di perlakukan sama seperti manusia pada umumnya bukan di rampas hak nya oleh aprat aparat yang bringasan mencari masalah bukan menyelesaikan masalah sebagian besar ank punk di negri kita adalah abg jadi pantas lah mereka masih belum mengerti yangg mereka tau hanyalah sebua pengakuan bahwa dirinya sama dengan orang lain karna pada hakikatnya punk adalah manusia namun manusia yang mencoba berontak dan dari kehidupan yang memaksa kita untuk menuruti peraturan bodoh yang ada .namun harus ada yang di koreksi,tak usah lah membawa agama karna agama adalah urusan pribadi umat manusia.sejenak lupakan ras suku bangsa bahasa dan agama untuk menyatukan diri dan menunjukan pada dunia bahwa punk itu cinta perbedaan dan berbaur jadi satu merajut sebuah kehidupan indah tanpa kemewahan dan kemunafikan!
terserah mau bergaya seperti apa yang jelas punk tidak pernah di ukur dari penampilan karna punk adalah kehidupan,hidup dan akan terus hidup mempersatukan dunia
better to be yourself punk is not dead but only asleep and we woke up today to show the world what’s punk??
chheerrsss
ibe
December 30, 2011
OMFG you re rite!!!
nara
December 30, 2011
Setuju sampe titik terakhir.
Mereka ga melawan kok. Mereka ga bela ideologinya atau at least pilihan mereka untuk dandan seperti itu.
Gw ga bilang kalo si Polisi Syariah itu bener, tapi gw akan bilang kalo demo-demo punk itu salah arah.
Ngapain? Wong mereka sendiri ga ambil sikap.
Seluruh ‘insiden’ menurut gw hanyalah anak yang ‘mencoba’ punk tapi setengah hati yang lagi apes.
Dats it, apes. Kasihan sih, tapiiii LAWAN DONG!
Tai lah, ngapain urusin mereka.
gutterspit
December 31, 2011
🙂
pangeran cinta
December 30, 2011
hidup punk janganlah kau cengeng. punk adalah kebebasan jadi kalian bebas menentukan ke bebasan lagi pula gaya ala punk emang keren aku suka itu. buat para polisi jangan sok diskriminasi dunk pikir lo kalian yang jd mereka ap yang kalian rasakan jika di gunduli dan di diskriminasi. dasar polisi tak punya otak
rahmat brandalz
December 30, 2011
Punk sgala nya bgi gue…
hri² tmpa Punk sangat menbosankan..
tpi mengapa.. aparat sgant kras
mlarang komunitas PUNK itu..
…
apakah Punk dipandang sebelah mata bagi,
rakyak…???
kami jugak mintak kebebasan nya…. pak,
seperti masyarakat lain nya…
Pangerancinta Dari PantaiSelatan
December 30, 2011
hidup punk, janganlah kau lemah dan menerima perlakuan pemerintah yang tidak punya prikemanusiaan itu bukankah indonesia ini negri yg bebas jd kita bebas mengekpresikan ap yang kita mau asal tidak merugikan orang lain, bukankah jadi anak punk tidak merugikan orang lain. lagi pula gaya ala punk itu keren dan perbedaan it akan menciptakan ke indahan. aku setuju sama anda bang
Pangerancinta Dari PantaiSelatan
December 30, 2011
dasar polisi tak punya otak coba kalau kalian di diskriminasi seperti it apa yang kalian rasakan. saya sebagai pecinta punk jk melihat itu di depan saya maka saya akan berontak dan melawan polisin yang tak berperikemanusiaan itu
harry@oke.com
December 31, 2011
yang penting tep hidup damai bung ..
nyar gk kaya politisi2 kita tampang polos
tp tep korupsi . . .
H-13
December 31, 2011
Buatlah band, buat gigs, rilis rekaman kalian, buatlah zine dan media kalian sendiri, berjejaringlah, jaga teman kiri-kanan dan keluarga kalian, bangun kemandirian komunal, organisirlah komunitas kalian, bergabunglah dengan mereka yang tidak beruntung di hidup ini, lawan otoritas yang menindas tanpa pandang bulu, bersenang-senanglah dengan passion kalian. <<<<< i like this ….
mbenk
December 31, 2011
punk itu kebebasan tanpa aturan tp gak kebablasan kawan………….
punk itu yg menyatukan perbedaan…………
punk itu yg memberi inspirasi untuk bertahan………….
punk itu tak memandang ciri ciri dari semua golongan………..
punk itu yg memandang semua kebersamaan………..
punk itu yg takluk kan semua kebencian (kecuali terhadap pandangan politikers bangsat)……….
punk itu yg memberi warna dalam kehidupan (walau pun jijik di pandangan orang)…………
tp satu yg kalian tak ketahui dari inti punk…………..
punk itu yg memberi kekuatan dalam membentuk kehidupan……………….
we still alive punk……………
we are out sider’s of ranah minang…………..
long way to freedom with power of the punker!!!!!!!!!!!!!
ghone
December 31, 2011
punk ya….
seriously ampe sekarang gak ngerti punk itu apa ( dalam masa sekarang )
let see…
anak kecil tetangga gw liat temen gw mohak di bilang ” anak punk ya?”
trus lagi…gw dengrin radio dengan lagu2 bhasa ingris,( gw gak tw arti liriknya) dengan beat cepet temen gw yang satu lagi bilang…” ne lagu band punk ya?
sooo….
tell me what is the real “PUNK”
cheerss…
quigonjean
December 31, 2011
Aya oge nu kabur tapi di tewak deui. Teuing ah aing teu ngarti scene punk ayeuna. Anjiiirrrrr “scene”…
gutterspit
December 31, 2011
sarua iang ge teu ngartiiiiiiiiiiiii, matak nulis ge, aslina poeksss
irvan
December 31, 2011
Tulisan yg ber’isi’ kawan 🙂
memang benar sekarang banyak anak muda yg ‘sok punk’
mereka hanya sekedar mengikuti arus dan tak tahu tujuan, serta ideologi sebener nya yg mereka pilih
yg mereka tahu cuma celana street, rambut mohawk, pakaian lusuh yg dipenuhi emblem serta lem atau dextro saja
#punk lifestyle
esensi punk ada dalam jiwa yg merdeka dalam konteks apapun!
*banting botol vodka*
muhaiminabd
December 31, 2011
Banyak orang yang menganggap Punk itu hanya tergambar dari fashion dan hairstyle saja. Orang2 yang mengaku punk (dengan skinny jeans & mohawk) namun melakukan perbuatan anarkis itu hanya akan merusak citra punk. mereka bukan punk, lebih tepatnya disebut sebagai preman. Saat ini, saya tidak pernah lagi melihat pribadi yang mengedepankan unsur “DIY” (do it yourself) yang menjadi manifesto dan ideologi punker…
gutterspit
December 31, 2011
1. Banyak orang yang menganggap Punk itu hanya tergambar dari fashion dan hairstyle saja ===> ga masalah kayanya. Selama ga berujung ke razia.
2. Namun melakukan perbuatan anarkis itu hanya akan merusak citra punk. mereka bukan punk, lebih tepatnya disebut sebagai preman ===> Punk itu anarkis. Yang masalah nampaknya, mas bro harus googling lebih banyak lagi soal “Anarkis”
3. Saat ini, saya tidak pernah lagi melihat pribadi yang mengedepankan unsur “DIY” (do it yourself) yang menjadi manifesto dan ideologi punker ===> kenapa tidak?.
sule
December 31, 2011
we aint shit …
BUBAR – BUBAR LAH LIEUR ………
gutterspit
January 1, 2012
Maha aing we koplok. Blog-blog aing, naha sia milu lieur?? Mun aing bulatuk di imah maneh kakara sia kudu protes. Geus ngajedog we didinya, mun teu, bubar we olangan.
pratama
December 31, 2011
punk ga harus berdandan kumal, baju kotor,dengan rambut mohawk ,dan aksesoris lainya ,,,tapi jiwa punk yg harus ada di jiwa dan hatinya ….salut buat polisi aceh yang mau mengurusi mereka supaya terlihat lebih ganteng dan cantikk ..okehhhhhh…..gt kan enak dipandang mata
gutterspit
January 1, 2012
Saya sulit membedakan, ini komentar serius atau main2??
monskill
January 3, 2012
ha ha ha!sori om ucok,ndak tahan buat ndak ketawa:D
Bakunin
December 31, 2011
Saya rasa semua pernyataan sodara saya ucog sudah memberikan ruang yg cukup bagi kita untuk berfikir kritis dan berpendapat. Kalian mungkin punya sudut pandang masing2 atas permasalahan ini, bahkan diantaranya menggunakannya dng sudut pandang tertentu sambil (kembali) mengingat masa2 romantis PUNK era 90an akhir hingga 2000an awal. Tentu tak ada yg salah dari itu semua, hanya saja hidup berdampingan dengan masyarakat di sekitar anda tidak dapat anda lakukan dengan paksaan, karena anda berbagi Langit dan Bumi dengan 7 miliard individu lain dengan impian mereka yg berbeda sebagai muaranya, asal anda tidak melepaskan identitas sesungguhnya dari diri anda. Berkata bahwa anda seorang punk; tentunya menciptakan segala konsekuensi atas apa yg anda percayakan kepada PUNK itu sendiri yaitu hidup anda. SAYA BANGGA MENJADI PUNK..!! dan SAYA ADALAH INDIVIDU YANG BERGUNA BAGI DIRI DAN LINGKUNGAN SAYA.
gutterspit
December 31, 2011
thats the point. on point Bud.
Salam
rayrock
December 31, 2011
BHINNEKA TUNGGAL IKA..
john
December 31, 2011
PUNK……
Lamun ngamen di stopan, keprok, bari maksa menta sarebu ,pake stelan jetkul, boot,buuk mohawk, eta PUNK sanes..???
Nongkrong ririungan pake setelan nu siga diluhur, bari majeg nu ngaliwat, eta PUNK sanes?
eta nu di luhur, conto” kalakuan jelema teu ngarti PUNK, tapi hayang disebut budak PUNK !!, maen gitar, teu bisa, nyanyi komo deui, haduh, hese…
Manner na ripuh, matakna di anggap ngaganggu di lingkungan.
Coba di toong kalakuan” budak” eta di stopan Tegalega, Stopan Leuwi Panjang, Stopan Kopo, jeung sajabana…..
punten bilih nyinggung, abdimah ek naros we kanu terang. Nuhun
Guz Trought Messugah
December 31, 2011
hey ..
tolong jangan memandang PUNK dari segi negatifnya…
liat positifnya lebih besar dari pada negatifnya…..
kalian bisa pikir sistem pemerintahan di INDONESIA sekarang bagaimana??
lebih baik sifat punk yg sangat solid sesama manusia/ato sifat saling teror meneror, pilih memilih derajat,sifat saling korupsi dgn negara sendiri??
renungkan baik2 ni kalimat..
jangan pernah mejelek2an adat punk ato status punk seperti apa??
ini kalimat buat kalian yg memandang punk sebelah mata doank…
ato janganlah punk di golongkan dgn adat..
karna kelompok,komunitas,jaringan ato apalah…udah jauh2 dari adat..
dunia udah mau kiamat..
ada juga nih yg sampek sangkut pautin Korn,limp bizkit,rancid..
kamu pikir band tersebut sama2 aliran punk??
ko di sangkut pautin ke mereka..
kasian mereka yg lagi tenar2 di omongin di sini…
omongin negara kita yg lagi krisis otak mereng…
jangan omongin yg lain…
PUNK bukan pengemis,PUNK itu manusia yg sangat berusaha keras menjalani pahitnya hidup dgn cra solidaritas semsama manusia…
mungkin punk yg kalian tau itu punk jadi2an yg suka rampok,suka nyopet,suka bacok orang..
SALAH BESAR…
punk itu KOMuNITAS<<<BACA DGN MATA
di BALI banyak anak2 punk nya..
so biasa2 aja tuh..
jadi ngaca dulu sebelum jelek2in punk ok boss.
jangan terlalu bangga sama negara kita yg sekarang..
banggalah kepada negara kita yg dulu..
yga tidak memandang golongan..
denger tuh lagunya marjinal judul NEGRI-NEGRI…
positif bnget tuh…
PUNK NOT DEATH.
\m/
syayid
December 31, 2011
Alangkah bagusnya bila teman-teman di sini yang memang suka banget dengan “Punk” mulai mensosialisasikan Punk ala Indonesia itu sendiri apa dan bagaimana sebenarnya.. sebab, sejarah Punk kan berawal dari Barat. Jadi, masuk ke Indonesia, dengan budaya timurnya, maka terjadilah namanya akulturasi budaya. Maka, pemerintah Indonesia, terutama, kaitannya dengan agama Islam, memandang “punk” sebagai sesuatu yang “aneh” karena “ketidaktahuan” mereka. Saya sendiri bisa dibilang bukan punkers tapi banyak teman saya yg punkers dan mereka orang yang baik-baik, bahkan pengetahuan agama Islam dan ibadahnya juga baik (sejauh penglihatan saya lho..). So far, Indonesian punkers are also good Muslims who never do any crime, but, still, over-generalization happens in everywhere due to “small hole” in the society.
Nah, ketika permasalahan ini merembet ke belantika musik dan musisi di luar negeri, terutama di US tempat saya belajar, tentu, ini menjadi suatu hal yg mencakup nama baik bangsa dan negara. Saya sangat sedih bila punkers tidak peduli dengan hal ini karena punkers ala Indonesia ada karena ya adanya Indonesia itu. Saya pribadi memandang tidak ada salahnya menjadi punk, toh, itu hanya musik dan kebebasan ber-ekspresi sejauh tidak menciptakan keonaran dan kekacauan publik.
Namun, tentunya, yang bisa dipertanggungjawabkan dan kalau bisa, punkers akan kelihatan lebih “elegan” bila bisa bernegoisasi dan bersikap cerdas menghadapi polemik yang dialami kelompoknya, serta tidak lagi menghadapi hal yang seperti kata Muhaiminabd, “Banyak orang yang menganggap Punk itu hanya tergambar dari fashion dan hairstyle saja. Orang2 yang mengaku punk (dengan skinny jeans & mohawk) namun melakukan perbuatan anarkis itu hanya akan merusak citra punk. mereka bukan punk, lebih tepatnya disebut sebagai preman”. Kenapa ini terjadi? Karena banyak orang tidak tahu, apalagi di Indonesia. Namun, rata-rata ini yang dikenal oleh orang Indonesia yang ga tahu punk.
Maka dari itu, saya hanya berpesan, punkers Indonesia itu kreatif dan bisa berfikir cerdas dan berjiwa sportif pula. Hanya bukti kok yang diminta. Saatnya, saya mengundang para punkers untuk bisa kreatif dalam produktifitas, misal, menulis sebuah buku tentang punkers ala Indonesia, tapi dengan gaya bahasa yang “mengajak”. Atau, terbitkan tulisan kritis di media massa tentang punk di Indonesia. Jadi, pada akhirnya, bila “punk” bisa diterima dengan baik di Indonesia, tentu hal seperti ini tidak akan terjadi. Ya kan? Bila berasa di komunitas punk, ya, punk. Bila ke mesjid, ya jadi muslim. Bila sekolah dan ke kampus, ya jadilah mahasiswa. Penampilan bisa ditukar kok. Asal, konsisten dan tidak bias.
Yuk, mari kita galang kebebasan berpendapat dan berekspresi secara cerdas dan berkualitas. Punkers Indonesia juga putra-putri bangsa Indonesia yang bisa bersikap baik dan layak untuk dicontoh. Bila masalah ini melanda “nama baik” Indonesia di negara orang, saatnya kita benahi. Kuncinya satu, tidak perlu kita gontor2an nunjuk sana sini siapa yang salah. Anggap saja yg ga suka itu karena mereka tidak tahu. Nah, saatnya punkers bicara dalam kancah formal dan tentunya, dengan gaya yang memikat supaya, ya itu tadi, kita bisa hidup dengan damai di Indonesia..
Anyway, ini hanya ajakan, you want to “buy” it or not, it depends on you guys as the authority of the Indonesian punkers sejati. Menjadi punkers is not a problem, but, be the “smart Indonesian punkers” is really worth these days. We just need proofs. If there are proofs that you have known, then, go, share those things with all of us and with all people in the world. Go Indonesian punkers sejati! It sounds good, right? ^_^
gutterspit
January 1, 2012
Sayangnya ga ada yang namanya “the authority of the Indonesian punkers sejati”
Bukan saya, bukan juga yang lain. Ga ada yg namanya authority di scene punk, dan ga ada yang namanya ‘punkers sejati’.
Iman
January 3, 2012
Halo mas Syayid, salam kenal. Nama saya Iman 🙂
Pertama, saya rasa perkataan Muhaiminabd yang anda kutip itu sangat keliru. Preman (jika pengertian preman itu tukang malakin orang dll) itu asli kriminil bukan anarkis, walaupun para “pembangkang” itu pada ahirnya dimasukan dalam sel yang sama dengan koruptor, mereka tetap beda, yang satu penjahat, yang satu.. orang “NEUGTREUG” yang mawakarep sorangan 🙂
Kedua, menjadi aneh ketika di ahir artikel ini sangat banyak komentar yang ahirnya malah memberikan nasihat-nasihat atau tawaran solusi supaya mereka (“anak punk”) bisa diterima di masyarakat. Bukankah itu yang mereka dapatkan di tempat rehabilitasi? Dengan bonus hair treatment tentunya 😀
Tidak kalah aneh (setidaknya untuk saya pribadi) ketika semangat DoItYourflipin’self ituh pada ahirnya hanya sebatas “pembuktian”. Apa yang harus dibuktikan? Kepada siapa? Untuk apa pula pembuktian jika “niat” nya adalah untuk bisa mandiri dan bertahan hidup?
Menurut saya jika hanya sebatas pembuktian, sekalian aja ikutan kontes industri kreatip, dapet bonus piala bergilir dari pak kades hahaha (becanda :P).
Ketiga, bagi saya artikel ini jelas (dalam salah satu catatannya) mempertanyakan “isu” yang berkembang dari kasus razia tersebut. Poin saya adalah: selain polisi, koramil dan babinsa, media massa juga merupakan simbol otoritas yang sudah selayaknya saya pikir menjadi bulan-bulanan untuk dihakimi massa. 76,3% saya yakin Anda setuju dengan saya kalo kebanyakan yang disampaikan di media massa adalah ngaco!
Terahir, jangankan “Indonesian Punker”, Mas… istilah “Indonesia” sekalipun ahir-ahir ini sepertinya juga dipertanyakan banyak orang, hahahaha…
Salam
Iman
syayid
January 3, 2012
Halo, Iman. Dirimu mengingatkanku pada seseorang. Siapa ya… Si Iman pokoknya.. Peace! 😛
Kenyataannya, ini kan sudah bentuk authority dari anak punkers. Suara-suara “punk” bergema kuat di sini.
Orang Indonesia mempertanyakan Indonesia nya itu bagus. Jadi, demokrasi memang berjalan di Indonesia. Sampai-sampai ber-retorika sana sini ga ada ujung pangkalnya. Yup, media massa. Siapa yg ada di media massa? Ya kita, tentang kita, oleh kita, dan untuk kita juga, (tapi “dimanfaatkan” oleh orang lain) yang bukan “kita”.
Namun, tulisan si “Ucok” alias Guttersplit ini cukup mengundang selera dengan keunikan dia menulis. Kamu nulis ajalah! Jadi penulis! Kan bisa ngasilin duit! 😛
Ah, kalo ikut piala gitu-gituan kan lumayan. Wah, pak kades mah malah sering korup (sorry ya kalo yg skrg jadi pak kades).
Coba deh baca di YouTube komen2 orang tentang Indonesia setelah kasus ini. Ada aja yang jelek-jelekin Indonesia di negara orang. Kasihan pelajar Indonesia yg ada di negara orang tuh. Mati-matian bela nama negara di negeri orang, eh, saudara-saudaranya sendiri di tanah air pada kelimpak-kelimpuk ga karuan sama masalah aneh2.. Dibaca oleh dunia lagi.. Hhhh..
Mungkin saya hanya nulis di balik laptop, tapi, tulisan yang kontroversi, bisa mengacaukan dunia lho, apalagi kalau pembacanya tidak kritis. Tapi, melihat semua komen di sini, ya…lumayanlah.. Hehhee…
Kata orang Minang, agiah taruih! Lambuik! Hahaha.. Yang peduli sama punk, oke.. Yang ga peduli sama sekali, hayuk.. Tapi Indonesia tetap bersatu. Garuda didadaku..
gutterspit
January 3, 2012
“Kamu nulis ajalah! Jadi penulis! Kan bisa ngasilin duit!”==> ini kesiapa ya? saya ato Iman? kalo ke saya, profesi saya tukang gambar, nyari duit dengan menggambar. Nulis cuman buat iseng-iseng dan nyari gara-gara.
“Ada aja yang jelek-jelekin Indonesia di negara orang. Kasihan pelajar Indonesia yg ada di negara orang tuh. Mati-matian bela nama negara di negeri orang, eh, saudara-saudaranya sendiri di tanah air pada kelimpak-kelimpuk ga karuan sama masalah aneh2.. Dibaca oleh dunia lagi.. Hhhh..” ===> Loh emang jelek masa mo dibelain? yang salah itu orang yang bela-belain nama negara, gak perlu dikasihanin, itu resiko mereka bela-belain sesuatu yang mereka pikir perlu dibela. Yang kasihan itu, mereka yang mau cari makan aja ditembakin atau yang mau belain tanahnya digorokin.
“Yang peduli sama punk, oke.. Yang ga peduli sama sekali, hayuk.. Tapi Indonesia tetap bersatu. Garuda didadaku..” ===> Wah makasih, gak ada garuda di dadaku.
Makasih juga udah komen balik.
Iman
January 4, 2012
Terimakasih mas Syayid sudah dibalas.
Jika Anda menilai tulisan Kang Ucok ini kontroversial, saya pikir tidak. Bagi saya tulisan ini hanya mempertanyakan dan berusaha melihat seobjektif mungkin isu yang berkembang di media. Justru saya pikir media yang pertama kali mem-blow up isu ini yang membuat kontroversi, yang ahirnya membuat banyak orang berretorika sana-sini ga ada ujung pangkalnya.
O yah, jika tawaran jadi penulis itu ternyata ditujukan sama saya, saya mah tukang ngamen, nulis mah hiburan hehehe..
Kembali ke permasalahan, saat ini justru saya pikir kita butuh orang yang mensubversi, biar semuanya lebih komplit dan ngga dikira-kira lagi. Di bawah ada Mas Karib, beliau men-share link yang saya copas lagi. Mohon dibaca:
http://jakartabeat.net/humaniora/kanal-humaniora/analisis/item/1375-when-the-punks-and-skins-go-marching.html
Sekali lagi terimakasih
Iman
the robex
December 31, 2011
Anak punk bikin emosi, tiap hari mabok, berisik, terakhir malah ada anak berdandan punk malak sepeda motor anak SMA. Anak2 sekolah pun byk yg ikut2an menjadi punk, ada satu tempat komunitas punk yg sebelum dibubarkan polisi menjadi tempat anak Punk melakukan kegiatannya, mabok, ngamen, “nyimeng” bahkan pada jam sekolah ada anak berseragam sekolah yg ikut d sana, apa ndak uedyan…..itulah mengapa warga sini memandang sinis anak punk. Byk laporan2 dari warga yg berakibat komunitas tsb di bubarkan polisi. Pdhl dulu “LOVE PUNK” lho, punk not death, punk not crime, byk karya2 punk menghiasi kamar, tp skr “HATE PUNK” dah ndak pernah berkarya, kerjaannya mabok, ngamen mulu….holy shit….. kalo mau rusak ya rusak sendiri deh lu, jgn bawa anak2 sekolah, masa depannya masih lama bro….
orang biasa
December 31, 2011
saya setuju dengan om Cikal Bakal Externa bahwa linknya 3113 sangat gak banget..
dan ketika saya melanjutkan membaca komentar dia (3113) disana sangatlah terlihat siapa dia, silahkan kalian berkunjung ke linknya dan perhatikan kata kata 3113 yang mencoba debat tetapi malah mengejek ejek jawaban dari om radix.. ada indikasi kalau dia (3113) adalah kaki tangan pemerintah
darma
December 31, 2011
luarrrr biasa….!! salut saya pada anda….!!
biarkan masyarakat bebas mnentukan pilihan, klo punk adalah pilihan mereka ya jgn dilarang, mnjudi ank punk ga melulu identik dgn kriminal n jgn disangkut mautkan dgn agama/adat istiadat.
toh banyak org brpakaian rapi,berdasi rp otaknya kriminal 🙂 don’t judge people with the cover…
Dio Doank
December 31, 2011
take Punk in real life like Punk…. make our style life…. make our self with independence……don’t take our like the dummy People
insureksionist
December 31, 2011
hade ang tulisanna.. hehehe..
saya selalu suka dengan tulisannya sedjak doeloe.. mengemukakan pendapat melalui tulisan.
Dante
December 31, 2011
I don’t find punk useful for me, but lighten my mood with the music. What about the identity, respect, and bla..bla..bla…,? Well, fuck it.
“Buatlah band, buat gigs, rilis rekaman kalian, buatlah zine dan media kalian sendiri, berjejaringlah, jaga teman kiri-kanan dan keluarga kalian, bangun kemandirian komunal, organisirlah komunitas kalian, bergabunglah dengan mereka yang tidak beruntung di hidup ini, lawan otoritas yang menindas tanpa pandang bulu, bersenang-senanglah dengan passion kalian.”
Not only punks, the fags, atheists, emos, the Red Cross, Boy scouts, fashionistas, ST12, Columbian cartels, Orde Baru, People With HIV/ AIDS, all of the damn communities and societies do those, or at least have those fucking ideals. What’s the goddamned difference?
gutterspit
December 31, 2011
ga ada bedanya, selama ide-ide itu bisa eksis, mau pake nama punk ato batu batere juga gak masalah.
Eh, cape juga ya jelasin beginian, pertanyaannya pada seragam. dijawab seragam berulang2. Cepak deh
Andresa Nugraha
December 31, 2011
Great post! 🙂
reza
December 31, 2011
kita harus terima apa yang di lakukan oleh kita karena setiap pahlawan mempunyai pemberontak yaitu polisi
Wijaya alun
December 31, 2011
Punk… DO IT YOURSELF
wahyuoe
December 31, 2011
kalau punk adalah jalan hidup kalau punk adalah diri tak lari dan hadapi identik dengan pemberontakan dalm otak bagimu hidup mu dan bagi ku hidup ku
Not
December 31, 2011
Perbedaan bukanlah perang
WK
December 31, 2011
punk bukan dinilai dari gaya atau cara berpakaianya tpi dari jiwanya
Raditpunakawan
December 31, 2011
Punker, Rocker…semua adalah jati diri. Bukan sekedar cara hidup,atau bahkan hanya sebagai fashion. Punker/Rocker sejati adalah mereka yang bisa menebas stigma kedataran hidup dan MEMBUKTIKAN kalau pilihan tersebut dapat mereka jalani dengan nyaman. Setidaknya membuktikan dulu ke diri mereka sendiri sebelum membuktian pada dunia.
Sayangnya,
akhir2ini banyak sekali manusia bermental tempe,bermental pengemis sok eksis dengan tampilan ala punker/rocker. Akhirnya, dengan melihat kenyataan…mereka banyak disebut kaum ALAY. Saya rocker. Saya Punker. Dan saya malu ketika jati diri “punk” disamakan dengan kaum alay atau fashionlista tersebut. Punk itu jadti diri. Entah anda mau berpakaian rapi, atau tidak berpakaianpun..punk tetep ada di hati dan tercermin dari tingakh dan sikap individunya.
Masih berpikir punk identik dengan mabuk?miras?rokok?obat?ganja?
Maaf bung jika kalian berpikir seperti itu. Meskipun anda polisi syariah membawa nama Tuhan dalam segala tindakan anda..saya berani untuk meludahi anda dan membuktikan kalau anda salah!
Saya setuju sama Polisi Aceh dan aksi pemerintah. Razia aja itu alay2 dan punk palsu sampai ke akar2nya. Biar nanti kita bisa liat, Punk sejatilah yang tetap berdiri menentang!
gutterspit
December 31, 2011
“Saya setuju sama Polisi Aceh dan aksi pemerintah. Razia aja itu alay2 dan punk palsu sampai ke akar2nya. Biar nanti kita bisa liat, Punk sejatilah yang tetap berdiri menentang!” ===> Bibit-bibit fasis model begini nih yang nge-trend di scene belakangan.
Ali bastardx
December 31, 2011
tapi menurut saya ,anda tidak bisa bilang si A palsu dan si B asli,toh kita semua belajar dan mengenal sebelum tau apa yg ingin kita ketauhi.anda juga mungkin dulu seperti poser metal atau,sok bergaya metal karna anda suka musiknya atau apalah…karna mungkin anda sedikit ber uang dan berpendidikan anda bisa belajar lewat media apapun,sedang kan mereka mungkin pengen tau lebih tapi kemampuan nya terbatas,kalo anda merasa pintar,jangan liat palsu atau posernya seorang punk
gutterspit
December 31, 2011
Kalo ada kalimat saya yang mengklaim seseorang itu palsu silahkan tunjukkan. Sebaliknya saya barusan me-reply dan mengkounter komentar seseorang (lihat diatas) yang bilang para poser harus dibasmi. basmi membasmi itu biasanya jadi bibit-bibit fasisme. yang saya tekankan ditulisan ini cuman satu: otoritas bukan sesuatu yang harus diberi respek.
B.M.C
December 31, 2011
so, kalau gini berarti ada dong “kitap suci” yang mengatur apa itu PUNK, dan nabinya adalah elu…hahaha (ni sindiran loh)
gutterspit
December 31, 2011
Ada. memang ada. Setiap punk itu nabi, dan setiap opini yang keluar dari setiap punk itu kitab suci buat diri sendiri. Bedanya, kitab-kitab suci ini harus berpolemik, adu argumen. Kalo mau nyindir jangan setengah-setengah…
rocking porno
December 31, 2011
ada benarnya, tentu ada salahnya…banyak malah, maaf bukanya enggak setuju, pendapat boleh saja beda…
kalo gue liat, what the real roots..? memang benar di periode era 70 an munculnya sex pistols itu muncul dengan kemuakan komunitas anak muda dengan pola kehidupan yang priyayi inggris, so saat itulah punk di katakan sebagai komunitas yang anti kemapanan, oke gak cuma di situ munculnya era the exploited dan juga GBH masih mewakili komunitas kelas bawah yang membawa misi perlawanan terhadap hal hal sosial seperti standar gaya hidup masyarakat kebanyakan dan politik, mereka menggunakan punk sebagai senjata untuk menyampaikan lirik2 kritis mereka.., tapi apa pernah anda melihat live show the explioted saat itu..? mereka membawakan hitsnya “dead cities” (silakan cek di youtube) mereka muncul di TV show, yang penontonnya sama kalau saat ini lebih kita sebut dengan “anak alay”, sungguh GAK mencerminkan punk yang anda maksud sama sekali,
masuk ke dimensi berbeda, punk juga muncul dengan wajah berbeda di era The Ramones, yang saat itu punk lebih menjurus ke arah “life style” atau gaya hidup, karena di sebagian besar lagu lagu the ramones tidak bertemakan perlawanan ataupun politik sebagaimana sex pistols atau the exploited, di sini punk rock saja sudah di artikan berbeda, akan tetapi bukan berarti mereka pecah…tidak, tetapi mereka memvariasikan diri menjadi apa yang mereka anut atau sukai, DENGAN KUNCINYA…. PUNK ITU SELALU MELAWAN MAINSTREAM, mainstream apa..? ya masing masing mainstream, bisa gaya dan pandangan hidup, gaya berpakaian, politik dan lainya, jadi menurut saya, tidaklah bijak kalau anda mempersempit sendiri orientasi PUNK itu harus seperti apa karena Punk itu sendiri beraneka ragam, selama mereka MNENYIMPANG, MELAWAN MAINSTREAM saya masih bisa kategorikan itu sebagai punk
contohnya seorang anak dengan sepatu vans dan celana baggynya dan hobby bermain skateboard, musik kesukaanya adalah NOFX, NO AVAILABLE , yang setiap hari berkumpul di sebuah skatepark bersama teman teman sehoby, hingga apa yang mereka lakukan sehingga muncul “budaya” tersendiri, yang menyimpang dari kebiasaan anak2 lainya… I can say this punk rock too, komunitas anak skate, di mana skate itu dekat dengan identitas punk pula
mungkin yang anda maksud dan sorot di atas adalah yang di sebut FAKE… ya! fake punk, seperti contoh nama terkenal yaitu band good charlotte misalnya, mengapa..? ya mengerti sendiri lah, dan banyak contoh sejenis di negara kita, kenapa di katakan FAKE, karena tentu saja mereka tidak melawan mainstream, mereka justru mengikuti mainstream bahkan menjadi bagian dari maisntream tersebut… berdandan punk tetapi mengikuti budaya mainstream inilah yang HARUS DI BASMI
so PUNK mau demo, mau ngamen …mau gak melawan, itu urusan masing masing pribadi dan komunitas, asalkan mereka melawan maisntream dan punya budaya dan ideologi sendiri masih bisa dikatakan YA MEREKA ITU PUNK!
gutterspit
December 31, 2011
bagian beragamnya sepakat, tapi bibit-bibit fasis yang begini kagak sepakat:
“mungkin yang anda maksud dan sorot di atas adalah yang di sebut FAKE… ya! fake punk, seperti contoh nama terkenal yaitu band good charlotte misalnya, mengapa..? ya mengerti sendiri lah, dan banyak contoh sejenis di negara kita, kenapa di katakan FAKE, karena tentu saja mereka tidak melawan mainstream, mereka justru mengikuti mainstream bahkan menjadi bagian dari maisntream tersebut… berdandan punk tetapi mengikuti budaya mainstream inilah yang HARUS DI BASMI”
MERRE RAMDHAN
December 31, 2011
Well,y klo mnurut q sh itu BODOH BODOH x APARAT e ae ,dngan bgtu kan mreka mreka secara OTOMATIS bs jd SKINHEAD gnerasi ” Oi ” klo mmang ngePUNK mreka MENJIWA mlah klo mnrut q ini bs sangat BERBAHAYA bg kberlangsungan HIDUP untuk STREET CULTURE (tp y d sayangkan jg d luar sna bnyak anak anak PUNK yg cman FASHION TIP ,pdhal bg q mreka mreka itu cman ANak anak JALanan yg brpnampilan PUNKER y mreka itu cman mncri dan btuh PERHATIAN ae,) sbner e aq mlah BNCI pngen MRAH dan EMOSI sma mreka ” ANAK JALANAN ” itu y gra gra mrekalah qt qt mreka mreka pr PUNKER SEJATI jd HITAM dan JELEK konotasi x ,…………. tp well whatever else COME on WE’re still ROCKIN’ the WORLD Oi Oi Oi Oi Oi,………….. Oyi
thetongkys
December 31, 2011
Opini ya hanya opini..
masing masing opini punya perspektif yang beda2 pula…
dari sudut pandang manapun itu ya akhirnya pilihan masing – masing mau jadi apa dan bagaimana…
tetep nice post ini buat saya….
thank…
numpang COPAS ya mas….
PELANGI HITAM
December 31, 2011
Saya kagum dgn opini anda kang ucok… cenderung bijaksana dan memberi konstribusi netral. diforum2 lain isinya penuh cacimaki yg cuma buang2 waktu dan energi……. trimakasih
ladas
December 31, 2011
Inspiratif mas. Bagus tenan opini anda.
Sebelume saya minta maaf y mas,saya gag begitu mengerti dengan “punk”, saya cuma mau share opini aja tentang tulisan disini. M0hon maaf kalo ada yg gag berkenan n salah kaprah memaknainya nanti.
kita ini manusia, dan sejak jaman dulu sampe sekarang gag akan ada yg sama, mulai dari luar dan dalam, meski kita punya faham atau idiologi yg sama tetep aja perbedaan pemahaman itu ada, karena fitrahnya manusia itu berbeda.
Agama masalah pribadi, gag usah di ikut-ikutkan.
Andaikan aja semangat atau jiwa punk itu adalah air, dimana dia bertempat, dia akan menyesuaikan seperti apa yg dia tempati.
Thank ya mas bro.
gutterspit
January 1, 2012
Thx mas bro, om coy, bung brad. Makasih dah berkunjung.
nunun tjondro
December 31, 2011
punk is attitude, no matter what your skin is
Ali bastardx
December 31, 2011
tulll
bornsickness
December 31, 2011
i m agree… were unite…..
tito
December 31, 2011
FCVK THE POSSER!
dhyee
December 31, 2011
Punk bukan Mainstream, dan Punk tidak akan pernah bersenggama dengan Mainstream apalagi Otoritas!
bang ucok, mampir yuk 😀
http://brokenlint.blogspot.com/2011/12/solidaritas-punk-di-15-kilometer-untuk.html
gutterspit
December 31, 2011
link nya ganteng masbro, makasih udah dirujuk. Cheers!
Ali bastardx
December 31, 2011
cok,maaf gw mau nanya,band lu kalo ditawarin sama mayorlabel,gimana?
gutterspit
December 31, 2011
untungnya apa?
Ali bastardx
December 31, 2011
..ooo ya mau ga? nanya aja…kalo mayorlabel mah pasti untung atuh ,
gutterspit
January 1, 2012
Hehe. Kalo ada untungnya dr kmaren dah gabung kali.
lukman85
December 31, 2011
Semua berawal dari itikad yang baik. Soal beragama, itu adalah tuntunan tentang hak dan kewajiban, bukan kekangan. Hak mencakup untuk diri kita sendiri dan hak untuk orang lain. Kewajiban yang harus kita laksanakan untuk diri kita sendiri dan kewajiban yang harus kita laksanakan untuk memenuhi hak orang lain. Sempurnanya, semua harus dipenuhi dan dilaksanakan. Kalaupun tidak sempurna, punk selalu berjalan menuju ke kesempurnaan.
Tapi perlu diingat, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Dan itulah kesempatan kita untuk selalu berusaha dalam menjalani hidup.
dian
December 31, 2011
katanya negara Indonesia itu negara demokrasi? tp knp kebebasan HAM nya dikekang, padahal punk itu tidak menyalahi aturan
billie
December 31, 2011
buat gw anak punk dijalan dari aceh sampe jayapura adalah posser & follower..
apakah mereka salah mengintrepertasikan punk seperti itu? ya! apakah salah sepenuhnya??tidak..
mereka hanya tidak tahu dan tridak memaknai makna punk sesungguhnya..
tidak semua anak punk kritis seperti anda..tidak semua anak punk bisa mandiri mengeksplorasi apa itu punk..
banyak persepsi yg salah tentang punk..celakanya persepsi ini mendarah daging di mayoritas komunitas punk jalanan..
ini yang harus diluruskan..melalui media seperti zine, records dll
berhenti menyalahkan mereka!!..they just dont know al ot about punk..
bornsickness
December 31, 2011
haha terserah, apapun itu aku tetep suka dengerin anti – flag, nofx atau rancid…. hahaha whataver that you say “what punk i m…… ” aku dan duniaku, biarlah begitu, juga anda dengan dunia anda…dan mereka dengan dunianya…. gak ada aturan pasti yang mengatur aku harus gimana….
gutterspit
January 1, 2012
Ya emang. Terserah situ juga kok.
sixofsense
December 31, 2011
yang di takutkan, kedepanya polisi yang anda suport itu bakal sering sering merazia, setiap orang yang dandananya gak wajar, siapa tau suatu saat seorang anak pake konferse belel atau jins robek di razia terus di gebukin di bilang preman…masih ingat kasus penembakan orang orang bertato di era orde baru…? orientasi sempit itulah yang gak di inginkan, dan takutnya ada stigma jelek terhadap komunitas punk kebanyakan, walau gak semua sejelek apa yang dikira, kita kan gak mau polisi itu sembarangan menangkap, menzalimi manusia manusia yang mereka anggap bersalah hanya karena pakaian mereka… karena masih banyak manusia siluman sesungguhnya yang lebih rapi, lebih sopan dan berpendidikan yang bersikap lebih bangsat daripada binatang, dan pertanyaanya, apa polisi polisi itu berani menghakimi manusia manusia seperti tersebut…? masyarakat hanya mau hukum itu adil, masih banyak copet di pasar, pengedar ganja yang kasat mata, tapi mereka justru memberangus anak anak muda labil yang sedang cari senang senang, tok saya rasa mereka juga tidak banyak mengganggu masyarakat dan bukan kriminal pastinya,
polisi itu harusnya mengayomi, di tengah negara yang tidak aman ini, di mana era korupsi yang terang terangan sudah membabi buta, masih banyak hal hal yang lebih penting
so jadi gimana kalo aku mau jalan jalan ke Aceh..? so harus pake baju gamis plus sorban lah biar aman, biar gak di tangkap polisi…?
arissetyawangrungies
December 31, 2011
Saya malah jadi mikir Andai Presiden dandan punk kira-kira ditangkap polisi enggak ya? *wah enggak penting, abaikan. hahaha.*
Nice writing, setajam silet, bukan infotainment.
kokoh widanarko
December 31, 2011
sangat setuju sekali, punk adalah jiwa. dimana setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Disitulah kita akan belajar dan memahami tentang berharganya perbedaan.
Ali bastardx
December 31, 2011
Lewatilah semua seperti yg kamu mau,cari duit biar ga kelaparan….punk,,,penk,,pink ,hanya jembatan buat menyebrang,,,rapper yg ngomong tenteng punk ini kadang ada benarnya juga,tapi saya ga mau bela siapapun,yg pasti punk itu jalan untuk beralasan menjadi nakal aja,,,itu difinisinya,,,hahahahah(biar dibilang keren) idiologi hanya untuk pamer kalo mereka pinter…biar di bilang jenius,,,ok saya sadar emang jenius…tapi apa yg telah mereka lakukan?apa bentuk perubahanya?apa keuntunganya?…bebaskan!!!!
uta
December 31, 2011
bagaimana seharusnya kita menunjukan solidaritas??
punk itu menjadi diri sendiri yang bebas,, bertanggung jawab,, mandiri,, krreatif,, dan menghormati hak orang lain..
punk bukanlah sesuatu yang didapat dari suatu golongan,, keluarga,, atau komunitas apapun didunia ini tanpa melalui dunia yang sakit ini..
bukan pula sebuah (entah itu subkultur.. idealisme..gaya hidup dll) yang ultra-rasial..
kami berfikir lalu kami sadar kami telah dibodohi.. diperbudak.. dan dimatikan oleh sebuah sistem fasistik yang cerdas nan terorganisir.. tapi apapun itu kami tak akan mau dan mereka tak akan mampu untuk membodohi kami anak anak punk yang pintar.. lalu kami berjanji untuk berdiri tegak menantang arah.. melawan dunia..
kami tidak menerima otoritas apapun di dunia ini yang memaksakan kehendak/melarang seseorang melakukan sesuatu yang “mereka” anggap bertentangan dengan “mereka”..
karena pemaksaan itu adalah fasisme
dan setiap manusia waras pasti menolak fasisme
ku melawan.. resistensi.. lahir bukan untuk dibodohi!!
transisi punk
transisi anarki
lets make punk a threat again!!
korporasi + institusi = profit (hedonisme,, kapitalisme,, fasisme) thats all totally shit
Belantara Tindaon
December 31, 2011
Sejatinya PUNK itu di HATi, bukan hanya di KEPALA!
Bukan hanya sekedar musik atau gaya hidup tapi PUNK itulah hidup yang sebenarnya ketika seseorang memilih jalan itu sebagai kehidupan nya.
Miris kali rasanya melihat seseorang ikut-ikutan menjadi PUNK biar dibilang GAUL dan memang inilah kenyataan yang sebenarnya yang terjadi dilapangan.
Terima kasih bang Ucok atas pencerahanya, barangkali thread ini dapat membuka pikiran kita bersama-sama tentunya 🙂
Happy New Fears, :toast:
ali bastardos
December 31, 2011
Salut buat ucok,
nietchedie
December 31, 2011
rasanya seperti jadi agak bertambah cerdas abis liat2 tulisan diatas..
makanan di tempat sampah emang bergizi..
jadi bisa berpikir sekarang..aku ini punk, pernah jadi punk ato cuman apaan??
sekarang atas pilihan sendiri saya kerja sama pemerintah yang dulu sangat saya benci*curhat*…tapi ‘sesuatu’ tentang punk yg ada di hati dan otak buntuku yg tdk bisa kujelaskan masi indah dan tidak mau mati, mungkin karena ‘sesuatu’ itu yang membuatku tetap merasa manusia dm artian sebenarnya menurutku… 🙂 Respect buatmu teman >SALAM MASA DEPAN PUNK BUATMU<
brandal popies dogh anthem
January 1, 2012
whatt ? bukanx punk hrz mlawan saat di tindas ?jka saat di rahasia diem aj mnding jadi banci ! ! !
jka mnjadi punk hnya cman bwat ikut” aj n ga ngedalem’in arti punk kbanyak’an org blang ngemis saat kena rahasia !
Amor
January 1, 2012
Respect is not a gift, its something you earn. It’s so inspired……
Sobafreak
January 1, 2012
kasihan dari tadi saya baca beberapa komen, sepertinya ada beberapa teman-teman yang ternyata lebih suka baca artikelnya dan melewatkan opini-opini yang ada dari kawan-kawan yang juga penting sebenarnya biar kalau seumpama ada yang baca juga tiap-tiap komen yang ditulis teman-teman biar tidak bertambah bingung. Memang susah juga sih mensosialkan kehidupan cyber sama masyarakat Indonesia, masalahnya juga barang yang dibeli terkadang juga cuma menaikkan status sosial saja, tanpa tahu fungsinya. Maaf kalau seumpama menyinggung salah seorang teman-teman yang juga aktif di artikel blog ini, tapi memang saya suka kalau lagi browsing di sebuah halaman web yang bisa meninggalkan komentar, jadinya bisa jadi two way communication walau terkadang ya itu tadi jadi malah gak penting dan akhirnya ditinggalin juga karena dirasa sudah outdated. Itu juga kebiasaan orang-orang Indonesia seperti saya juga pribadi mungkin. Tapi alangkah baiknya sebuah halaman yang seru itu disimpan menggunakan bookmark hanya untuk sekedar melihat ada feedback lain gak dari apa yang sudah diikuti. Karena kebanyakan tidak seperti itu 😦
Blog pribadi bisa juga disebut webzine walau juga isinya terkadang juga tidak penting bagi kebanyakan orang, akan tetapi sebenarnya mengasyikkan juga untuk memiliki blog. Sayangnya saya juga orangnya terlalu malas buat nulis-nulis sesuatu, ya mungkin dari waktu saya aktif saja di situs jejaring sosial dan sering membuat sebuah tulisan-tulisan akan tetapi tidak banyak feedback yang saya dapat. Dari situ awalnya jadi malas mau nulis-nulis serius lagi. Ya kecuali kalau lagi kontribusi sama zine teman/kenalan saya aja.
By the way keep up the good work, terima kasih buat teman saya di facebook yang sudah posting mengenai blog ini. Mulai sekarang sudah terbookmark 🙂
Komunikasi maya juga penting, akan tetapi memang kita tidak dapat menangkap sinyal-sinyal dari orang yang kita ajak bicara. Lain lagi tapi kalau pakai webcam, tinggal masalah koneksi aja kalau itu 😛
Salam kak Ucok dari saya 🙂
gutterspit
January 1, 2012
Saya menunggu komen seperti ini dari kemarin. Akhirnya ada juga yang bilang gini. Big Thanks
Dennies Tommy
January 1, 2012
feel so down…
apa salahnya dengan punk???
baiknya para penguasa mengurus diri sndiri…
serasa buronan d negara sendiri.
still punk
yesterday, today, n tomorrow!!
oioioi…
bujang ali
January 1, 2012
imenurut saya mereka hanya anak anak muda labil yang sedang mencari jati diri, terlalu dini jika kita menilai sisi negatif mereka, dan yang jelas PR kepolisian masih sangat banyak ketimbang mempermasalahkan anak anak muda labil
saya rasa mereka hanya ingin bersenang senang dengan cara mereka sendiri selama tidak ada tindakan kriminal yang mereka lakukan, siapapun yang pernah muda mungkin pernah terjebak di mana dualisme identitas dari diri mereka muncul,
seharusnya anak anak muda seperti ini di biarkan bebas berkreasi, tapi di pantau
mengenai punk yang demo, saya rasa itu lebih kepada perwujudan rasa solidaritas terhadap saudara, menurut saya masih sah sah saja, mereka menunjukan simpati dengan cara apapun itu hak mereka, sama seperti ketika pasukan israel membombardir gaza, di indonesia juga banyak muncul aksi solidaritas, kasusnya mungkin sama dengan itu (sori saya gak bawa2 soal agama loh, hanya contoh)
gutterspit
January 1, 2012
Memang. Apapun itu pada akhirnya bebas2 aja. Ini cuman opini personal, bukan panduan untuk menjadi Punk. Satu hal yang pasti, membiasakan diri pada ruang argumentasi itu udah harusnya jadi tradisi. Daripada berlindung dibalik kata ‘bebaskan, semua sah’, apa salahnya beropini. Meskipun pada akhirnya opini kalian ngga bener-bener amat. But at least you speak up your mind.
bujang ali
January 1, 2012
tapi lucu ya, banyak yang koment di sini tapi seolah mereka gak baca artikelnya tentang apaan, jadi komentarnya ngasal….hahaha
jelo
January 1, 2012
anak PUNK mengekspresikan dirinya melalui PUNK tapi kita tidak boleh memandang anak punk itu selah mata karena PUNK itu mempunyai arti yaitu:
P : pemuda
U : urakan
N : namun
K : kreatif
jadi punk itu artinya PEMUDA URAKAN NAMUN KREATIF
gutterspit
January 1, 2012
Edan pisan ieu komen. Heuheuheu… Mangstab maaang!!! Saya nobatkan sebagai best post comment!!
alibastard
January 1, 2012
hahahahahahahha…ada ada aja..
krisna danzig
January 1, 2012
tadinya saya ingin berdiskusi panjang lebar dengan ysng merasa “konsultan2” underground yang ada disini…..tapi setelah saya perhatikan komen2 dari tas ke bawah masih ada aja unsur pelecehan,,,,,jadinya saya batalkan saja……satu kata “brengsek” buat orang2 seperti kalian yang komen2 sembarangan…..stay keep no insult, no spam, no racist
alibastard
January 1, 2012
saking banyaknya perbedaan ,banyaknya yg beropini.dan mungkin kalo saya baca dari atas membuat saya bingung,munkin ini dia yg kita hadapi perbedaan pendapat,mungkin bang ucok juga bingung menghadapi beragam pendapat,hahahhaha gw nunggu tulisan2 bang ucok lagi deh,,,bagus,setidaknya saya banyak belajar dari tulisan2 bang ucok…terimakasih,,,
Sobafreak
January 1, 2012
Semangat kaka Ucok, haha yang komen pada gak baca postingan komentar yang awal-awal. Jadi ya sekali lagi, yang sabar kak Ucok.
When everyone could use this blessed technology in the right way?
This world almost come to an end, but uh……
Ya gitu dech 😛
Sobafreak
January 1, 2012
Saya belum kasih komentar mengenai ini ya,
Kalau kata saya bisa saja kejadian itu merupakan sebuah bentukmanajemen pengalihan isu (Tentang penangkapannya). Kek yang gak tahu Indonesia aja, haha coba diresapi lagi 😉
kalau gak paham tolong dibaca komentar-komentar sebelumnya nanti pasti ngarti yang saya maksud. Tapi setelah cek yang dari link kompasiana tentang testimoni teman2 yang dibotakin kepalanya, they seems happy 🙂
Satu hal, foto memang bisa disetting tapi feeling yang keluar dari foto gak bisa bohong, dalam artian ekspresi teman-teman waktu duduk melingkar sepertinya biasa saja tidak ada tekanan. Dan kalau dibandingkan dengan ketika foto sewaktu penangkapan, berbeda banget…. Benar juga mungkin gara-gara ada senjata jadinya mereka gak melawan, atau memang mereka gak mau melawan. Dengar-dengar katanya acara benefit yang dibikin sama mereka (punk di Aceh) itu tidak ada teman-teman yang mengkonsumsi minuman alkohol, ya mungkin orang sekitar aja yang kebetulan merasa terancam terus kontak pak Ecilop dech. Dan akhirnya voila terblow up disana-sini 🙂
Kalau itu menurut saya kaka 🙂
something
January 1, 2012
P=prove you can do it
U=unite
N=never give up
K=keep your spirit alive
Sory komen isengnya kang..
Keep posting,,
fuckinsnider
January 1, 2012
sm spt anda sy crga ksus ini rkyasa. siapa anak2 yg digunduli itu? bgtu terexpose…blaarrr..makin busuklah ngri yg udh busuk ini. jgn tjbak my friend para liberalis bklakuan fasis memanfaatkn kalian. tabik !
fatty
January 1, 2012
it’s my job to keep punk rock elite
Indiscriminate I’d rather be elite
I’ll choose my own shit scene
Unsubstantiated rumors flown are true
I’m here for me not you
Nonconglumurate I mean what I say
I’m not your fucking scape
Goat apparently I’ve alienated some
It seems my job’s half done
You’ll never understand it
Try to buy and brand it
I win, you lose, cause it’s my job
To keep punk rock elite
This music ain’t your fuckin’ industry
ganmiyo
January 1, 2012
Tulisan yang bagus… comentnya juga bagus2… untuk TS: top anda berhasil menbuat pembaca berpikir pada tataran PUNK (mayoritas berkutat pada definisi)…. padahal ada hal yang asik di balik tulisan itu….. salut….
aconk nak jahannam
January 1, 2012
punk ada d dlam jiwa,..yg dialirkan k musick,,,
punk terkenal dng solidaritas.x,,yg bsa mnghargai kepribadian sodara”.x,..
Adrian
January 1, 2012
Ah, ini pasti konspirasi kafirun amerika dan setan dajjal israel dan sekutunya. Hahaha…
Atang Swazchneger
January 2, 2012
dikirain ‘punk’ itu yang di jailin sama asthon kutcher
“uve been punk’d” awww
ku aing demi moore ba rada di “punk’d” keun…
Respect buat tulisan ini,
izin copas ya Om Ucok 🙂
btx32
January 2, 2012
sebuah opini bagaikn corak pada topi yg kita kenakan,menghargainya adl muthlak.
‘PUNK’ bukan style keharusan tp bentuk pemikiran n perbuatan
Ipung Pembebasan
January 2, 2012
Intinya adalah PERLAWANAN…………!!!
Rocka Billy
January 2, 2012
good writing! Pertama; Saya tak melihat adanya perlawanan signifikan dari mereka yang di-razia plus plus itu kemarin. Pada sebuah potret mereka digunduli, dimasukan ke kolam dengan nerimo. Cukup aneh sebagai penerimaan atas nasib, bukankah kawan-kawan sudah seharusnya melawan jika memang itu semua adalah pilihan hidup yang kalian pilih, bukankah kawan-kawan sepakat bahwa hidup kalian adalah milik kalian yang tak ada seorangpun bisa mendiktenya kecuali tentunya kawan menjadi punk hanya pilihan dilematis dari sedikitnya pilihan menjadi diri sendiri. Mungkin saya salah, mungkin kawan-kawan disana melawan seadanya, namun saya melihat kawan-kawan masih sehat walafiat, masih bisa berdiri dan, ajaibnya, rela masuk kamp rehabilitasi. g mana kalo qt balik?? ente jadi mereka dan sebaliknya. saya tidak yakin anda akan melawan. 😀
my brow kenyataan kadang tidak semudah apa yg kita bayangkan melawan perlu logika tanpa logika,,it’s stupid!
cheers!
gutterspit
January 2, 2012
Poin nya adalah: jangan ‘apriori’ ama mereka di razia, mungkin masuk kamp itu emang keinginan mereka, dari beberapa pengakuan mereka senang kok. Jadi ga usah terlalu dimasalahin, wong yang dirazia aja gak protes.
Tentu saya gak akan pernah lawan polisi, selama ini juga cuman diem di kamar, ngomong dibalik monitor, tidur2an. Dan sok2an nyuruh orang ngelawan polisi. Hkhkhk. Cheers juga. But sure, i AM stupid.
PELANGI HITAM
January 2, 2012
Beda pemikiran antara yg bener2 berjiwa punk dgn punk mall yg mengidolakan JRX
aku adalah boysband
January 2, 2012
whateva dat you say, i thing be a PUNK, whateva kind of punk IS BETTER THAN BE A BOYSBAND
i dont like boysband , the just look like gay, and pussy
gutterspit
January 2, 2012
Ah, apa sih ini?
ulysses
January 2, 2012
but man i love pussy. 🙂
OGRE
January 2, 2012
Subhanallah…
Saya kira kita harus mencoba untuk saling menghormati satu sama lain, bagaimana kita mau bersatu, toh kita masih egois dan munafik?
Komentar-komentar diatas juga adalah sebuah bukti banyaknya dan bermacamnya tanggapan terhadap punk itu sendiri,
Jadi kita bisa refleksi dari wall ini dulu, apa itu arti punk sebenarnya dalam pandangan masyarakat Indonesia ini.
Masalah cara merespon saudara kita di Aceh sana adalah hak semuanya, mereka punya caranya sendiri, seperti cara yg di Bandung, mungkin itulah yg mereka pikir terbaik untuk dilakukan,
Ya daripada hanya bisa berdiam diri, toh itu juga bisa jadi bukti kan? bahwa masih adanya perlawanan dan kepedulian terhadap sesama punk? Dan masalah perbedaan cara itulah yg harus kita hargai.
Mungkin kita bisa belajar lagi untuk bijak, punk itu semangat perlawanan, punk itu berdiri dalam perbedaan, dan kita tak pernah sendiri kawan…
Salam… OI!!!!!!!
kapolri
January 2, 2012
“sesuatu yang absurd?”
statemen fatalis.
gutterspit
January 3, 2012
“statement fatalis?”
Sesuatu yang absurd…
ibel tromphiest
January 2, 2012
YG JELAS MANUSIA GA SELAYAKNYA DIPERLAKUKAN SEPERTI ITU !
oi .. oi ….
radenarbina
January 2, 2012
ini udah ketigakalinya saya blogwalking dan mampir ke artikel ini. alasannya sederhana, saya tertarik akan artikelnya, dan tertarik sama apa yang terjadi di blog ini, terutama tentang perkembangan komentar-komentar orang di bawah artikelnya (karena bahkan salah satu Dosen saya pun ikut komentar di sini :P). saya nggak ngerti-ngerti amat tentang Punk tapi ada beberapa hal yang saya sangat setuju sekali, yaitu mengenai “Respect is not a gift, its something you earn.” saya yakin, banyak, mungkin hampir semua orang setuju akan hal ini. dan tentunya, kata-kata tersebut berlaku dalam berbagai hal. dan yang terpenting juga pesan mengenai aksi konkrit yang seharusnya dilakukan, yaitu “Buatlah band, buat gigs, rilis rekaman kalian, buatlah zine dan media kalian sendiri, berjejaringlah, jaga teman kiri-kanan dan keluarga kalian, bangun kemandirian komunal, organisirlah komunitas kalian, bergabunglah dengan mereka yang tidak beruntung di hidup ini, lawan otoritas yang menindas tanpa pandang bulu, bersenang-senanglah dengan passion kalian.” mungkin ada yang bilang kalo realita nggak semudah yang dibayangkan, tapi perlu diingat bahwa “menjadi ‘punk’ adalah sebuah pilihan yang bukan tanpa resiko apapun makna yang kalian tempelkan disitu. Dimana pilihan itu sudah seharusnya datang dengan konsekuensi yang sudah diperkirakan, dimana -layaknya sebuah pilihan- harus dipertahankan oleh mereka-mereka yang yakin dengan pilihannya. Sehingga menjadi cengeng saat konsekuensi itu datang sangatlah aneh.” saya rasa sebenernya pesan di artikel ini sudah cukup jelas. hanya saja mungkin memang beberapa orang cuma berkomentar tanpa benar-benar membaca artikelnya, makanya jadi ada komentar yang aneh-aneh, bahkan keluar jalur (saya salah satunya, mungkin). selanjutnya mengenai mereka yang komentar di sini, sepertinya ada beberapa yang cuma baca artikelnya tanpa baca komentar-komentar yang ada. makanya jadi ada beberapa pertanyaan yang berulang, dan pada akhirnya bikin geregetan. yah, semoga bang Ucok nggak kapok bikin artikel yang berisi opini-opini kritis. makasih banyak! \m/
gutterspit
January 3, 2012
Sebenernya kapok sih. Hkhkhk. Ntar2 saya mikir ulang buat bikin beginian lagi. Kwcuali yg dikit urusannya ama makna-memaknai terminologi kaya begini. Makasih dah berkunjung berkali-kali. Salam
PUNK GA BEANS
January 2, 2012
Menjadi ‘punk’ adalah sebuah pilihan yang bukan tanpa resiko apapun makna yang kalian tempelkan disitu……
Salam dari PUNK MEDAN ..!!!
gutterspit
January 3, 2012
Salam hiphop dari bandung 🙂
Ali bastardx
January 3, 2012
apakah sudah berakhir atau ditutup ini teh?
ali bastardos
January 7, 2012
Ralat ah basa basinya semakin sering bacanya,ternyata semua hanya omong kosong.terlalu berbelit2 dgn bahasa kajian,.pantas dibilang sampah,
gutterspit
January 7, 2012
mau basa-basi ato kagak, mau diralat ato kagak: terserrraaahh…
ludahpesakitan
January 2, 2012
ah… nyesel gw ga komen 3 hari kmaren seperti disebut “sobafreak” diatas, saya takut disebut ga uptodate… komen ga dijawab trus males balik ke ni blog…
semua komen dijawab sampai hari ini… moga moga nasib komen ini pun demikian…
gini loh bang… seandainya artikel ini keluar lebih cepat, dan semua pihak yang merasa bersolidaritas membaca dan mengerti, mungkin kasus apriori yang abang bilang diatas ga akan kejadian…
sekira 10 hari yang lalu, saat saya buka akun saya di jejaring sosial ada kawan lama saya buat status kurang lebih tulisannya seperti ini “then fuck your shariah and fuck for blablablabla” (saya lupa…)
atas nama pertemanan saya enggan menanggapi hal tersebut (saya ga mau ada dusta diantara kami berdua… hahahahah)… sebenernya saya pengen komen karena tanpa dihiasi kata “shariah”, semua itu konsekuensi hidup yang harusnya “mereka” terima dengan kesiapan fisik atau mental sebagai minor threat… kala para pihak yang merasa bersolidaritas ber murka ria… “mereka” malah dengan santai melenggang dengan sertifikat kelulusan kamp rehab dan bilang akan kembali ke kehidupan normal… dengan kata lain mereka menerima dengan besar dada (lebih besar dari dada vicky vette waktu main dokter dokteran) akan statemen bahwa punk yang mereka usung tak lebih dari ngamen, mohawk, kotor, dll…
trus apa yang harus kalian ributkan nak..??? wong yang didakwa korbannya aja adem sari banget…
sebenernya komen saya jadi ga penting bang… cuman nerusin apa yang abang omongin diatas… hanya saja dalam bahasa yang lebih manusiawi mudah dicerna (hahaha.. bisa bisanya gw aja ngeles ke oonan gw biar kliatan lebih aristokrat… hahahahaha)
ya udah bang sampai sini dulu…ntar ntar sambung lagi… juga lagi lagi abang yang bilang diatas bahwasanya semua tulisan ini sampah… dan seandai abang bilang blog ini tempat sampah… adalah tempat sampah terbaik yang pernah saya kunjungi…
makasih bang…
gutterspit
January 3, 2012
Makasih udah cape2 menjelaskan ulang. Kadang emang gua suka susah ngejelasin sesuatu yang malah muter2 ga jelas. Thnks juga udah berkunjung ulang. Tabik.
ludahpesakitan
January 3, 2012
hahahaha… maaf… tabik apaan bang…
ludahpesakitan
January 3, 2012
bang ga jadi nanyanya… saya malah jadi kliatan bego kalo nanya begituan… (ampuni aku agus roti atas kebodohan ku ini) hahahahaha…
kalo bisa hapus aja pertanyaan saya sebelumnya… amin…
Ian Mckaye
January 2, 2012
Buseeettttt!!!!!!!!!!!!!!!!
Ini punk-punkan masih berlanjut kayaknye? Eh epribadiiiii punk itu is dead begitu sid vicious bunuh diri & johnny rotten bikin PIL. Rancid is dead! Nofx is dead! Homicide is dead! Domestik doktrin is dead! Puppen is dead! Apelagi ya? Pokoknya semuia is dead deh! Yang ada apa yang lo liat sekarang itu cuma bentuk baru dari imej coolness nan sampah! Sesampah tulisan ini. Saran gua sebagai bapak punk positif crew adalah:
1. Gak usah pikirin apapun yg ditulis ucok! Homicide is dead, membakar batas is dead! Apapun yang dia bikin itu cuma dagelan yang kiranya adalah amalgamasi antara Catatan Pinggir Gunawan Muhammad & Tarzan srimulat.
2. Baca tulisan ucok tuh harus punya selera humor yang bagus! Karena emang dari jaman red core juga doi udah nulis kayak gini! Jadi ketawaain aje. Biarin dia beropini, dia nyampah sesuka dia. Ini blog2nya dia juga. Kok lu pade ribet.
3. Masalah punk ini jangan dibikin pelik kayak baca philosophy of punknya craig o hara atau siapa namanya gw lupa! Pokoknya buku itu nyebelin deh. Sok serius gitu. Lha malcolm mclaren aja gak serius waktu bikin sex pistols.
4. Kalo emang punk adalah kontra sosial ya udah! So be it! Asal inget aja punk itu gak ngasilin duit! Yang punya epitaph records atau roadrunners record emang punk! Tapi mereka kaya bukan karena punk! Tapi karena bisnis rekaman! Jadi punk itu gak bikin kaya.
5. Semoga debat punk adalah bla bla bla ini berhenti di komentar gue & semua yang komen bisa mulai menenangkan diri dengan dengerin Explosions in the sky sambil ngelupain apa yang ditulis mister ucok.
Sekian.
NB.
Jangan lupa dengerin Nicki Minaj yaaaaaaa :))
gutterspit
January 3, 2012
Sebenernye ketebak banget kalo lu akhirnya bakal gatel komen begini. Yg ga gua tebak; lu pake cape-cape nulis komennya disini pulak. Kayaknya penting banget buat lu komenin ber-poin poin begitu. Meskipun gua gak nyangkal tuh poin satu ampe lima bener semua, dan gak ditujuin buat gua, tetep aneh buat org yg kagak peduli apapun (kecuali yg lu peduliin tentunye) untuk komen panjang begitu. Tapi kalo poin komen lu nyuruh orang sadar (dengan sadar versi lo tentunya, entah apapun itu, berenti debat ga jelas misalnya) harusnya komen lu berenti di poin no.4. Karena toh org juga bebas mo ngapain juga, termasuk jadi asshole dan dagelan (termasuk disini gua juga tentunya). Seruan berenti lu mirip orang komen diatas jauh sebelum lu yg nyuruh “bubar, bubar, lalieur lah” itu noh, cuman punya lo versi ‘intelek’ dan agak2 liberal dikit dengan pake kata ‘semoga’. Tapi intinya sama. Berhubung ini blog gue, yg berhak ngebubarin cuman gue (barangkali dgn cara ngehapus posting artikel ini). Santey men, seperti petuah bapak punk jabar dahulu sekali; setiap org bebas mo ngapain, termasuk jadi munapek, nyebelin dan norak. Dan “kebijakan” gua juga selama komennya gak ngasal-ngasal amat bakal tetep gua approve, kecuali yg udah ngeselin banget (kaya: “banyak omong lu”, “ngentot lu”, “geus gandeng goblog” dsb. Itu sih orang2 yg salah kamar, harusnye langsung aja kirimin nomer hape mereka lewat email gue, trus janjian mau gelut dimana. Beres urusan. Oke gitu aje deh.
NB
Sebagai hiphop puritan, lu mau maen2 ato kagak, komen soal niki minaj itu harom hukumnye di sebut2 disini la yawww…
monskill
January 3, 2012
ehem.tinggal nunggu komen satu orang lagi lengkap deh kek nya:)
ini pada promote blog, ikutan ah meski baru posting sekali, ngga pa-pa ya om ucok:) (maaf manggil om)
http://thoughtheworldshouldknow.wordpress.com/
Zombem
January 3, 2012
Buset Cok, masa sih gue bakal make nick Ian Mckaye, bawa2 Sid Vicious ama Epitaph Records, terus repot2 minta orang berenti ngedebatin sesuatu di taun 2012??
Plus, gue ngga bakalan pernah ngerekomendasiin sapepun buat dengerin Nicki Minaj (biarpun gue sanggup bawain lagunye secara sempurna di ruangan karaoke).
gutterspit
January 4, 2012
Buset bem, itu kan bukan bem elo. Dah tau kok orangnye. Udah gua matchingin ama IP address nya. Mancing aja gue. Gak mungkin lu nyuruh dengerin Explosion In The Sky, Dalek aja lu hapus dari hardis si Jay. 😛 Gue hapus deh kata depannye supaya gak nyangka ke situ.
ulysses
January 2, 2012
damn.. segeer banget baca tulisan ini..:D menurut saya ini semua common sense banget. which is sesuatu yang banyak memudar di indonesia. that’s why tulisan ini seger banget.
hihi just sayin’..
keep em coming bang ucok 🙂
Sobafreak
January 3, 2012
Wad
Sobafreak
January 3, 2012
Waduh, saya dibawa-bawa nih sama kaka ludah pesakitan. Hihihi, kalau saya tahu masalah ini dari teman saya dari Skotlandia yang kebetulan saya kenal ketika saya ngeguidein band dia sewaktu tour di Indonesia. Dan jujur itu bahkan sebelum terblow up disana-sini oleh beberapa kawan dari luar negeri juga. Dan waktu itu juga saya komen di wall comment facebook teman saya ya, saya bilang “hal seperti itu sudah lumrah terjadi kalau di Indonesia, cuma memang kalau disana kasusnya mungkin berbeda karena disana menggunakan hukum islam dalam kehidupan bermasyarakatnya. Sehingga apa-apa yang dimata hukum dari sebuah ‘agama’ itu tidak lurus, maka ya itu tadi yang terjadi.”. Nah saya tulis seperti itu sama teman saya, dan teman-teman se-band dia pada kaget kek, hello……hari gini masih ada yang kolot kek gitu? Ya saya jawab hello……itu budaya serapan buat negara saya, jadinya semua hal juga pasti tidak sama. Dan akhirnya mereka malah debat sendiri mo ngirimin sembako punk jadi apa gak? (akhirnya gak jadi) 😛
Sebenarnya bisa jadi berita juga tuh gara-gara perwakilan BBC yang ada di Aceh yang masih terus memantau hingga saat ini tentang pasca bencana di Aceh, so itu modelnya sudah residensial. Tapi buat teman-teman yang into freemason/illuminati, kalian merasa gak ada yang janggal kenapa akhirnya berita ini diangkat. Haha coba tebak apa hayo? well semoga ada feedback dulu, walau akhirnya juga jawaban saya juga ngaco nantinya. Hihi, at least saya jadi tahu siapa-siapa disini yang ngikutin sepak terjang bangsa “Khazar” yang terkutuk itu 🙂 (itupun kalau ada yang tahu bangsa khazar itu siapa?) 😉
Yuk mareeeeee 🙂
ludahpesakitan
January 4, 2012
maapin baru bales… seharian abis merenung kebodohan saya nanya ma gutterspit prihal terminologi “tabik” (urat malu saya brasa ditelanjangi), padahalkan mbah Google selalu siap sedia membatu saya…
aduh maap sebelum kalo bawa bawa nama orang ga minta izin sekaligus juga makasih atas pencerahannya atas ke khilafan saya kalo “nulis komen di blog orang itu gratis” (kecuali bandwidth nya).
tau ya… kalo boleh bicara subjektif… semua isu krusial (khususnya berbau ISLAM) yang terjadi dibelahan dunia manapun, seakan lebih di blow up dan sekelebat terlihat seperti sinetron “cinta fitri” yang punya alur cerita… dan saya yakin bukan hanya saya yang percaya “protokol zion”… gutterspit juga “mungkin” punya asumsi yang menjurus kesana… tapi jadinya ga objektif dan kalo diomonginnya secara bancakan… dan juga dah sedikit banting stir dari judul (Making Punk A Threat Again )…
dah dulu ya… takutnya yang kita obrolin dah kabur dari ekspektasi yang punya blog…
ntar kita bahas lagi pada judul yang tepat…
btw kalo ga salah bangsa khazar itu “anakz anakz hipzhopz yangz kaloz lagiz nge DIZZ orangz lirikz nya khaza khazar”…. hahahahaha (bcanda bang)…
Sobafreak
January 3, 2012
by the way, bapak kapolri itu lucu juga ya?
maksudnya apa sih “sesuatu yang absurd?”
statemen fatalis.
Apa beliau ngomentarin orang yak?
Hihi kak Ucok malah nanggepinnya di reversal lagi, hahahaahha! XP
Fatalis ini orangnya kan?
hehe bab terminologi saya ini masih rada-rada newbie soalnya, karena setahu saya kurang huruf bisa jadi beda pengartian. Ya walaupun gak buang jauh-jauh sih, biasanya antara orang yang mengaplikasikan, definisi dari apa yang diaplikasikan, dan selajutnya dan selanjutnya. Sumpah saya bego banget masih, ajarin dong kaka 😦
astika
January 3, 2012
sesuatu yang harus kita sadari saudara saudaraku… sesuatu yang akan membuat kita tetap diakui dan tetap brtahan seiring dalam perubahan ataupun evolusi yang terjadi di kehidupan ini bukanlah karena kekerasan, atau perlawanan fisik yang kita lakukan.. tapi karena kecerdasan yang kita miliki… mari kita berfikir cerdas… kita ini cerdas… kita tunjukan pada mereka… duniapun bisa bangga pada kita… meski tidak harus menjadi seorang yang besar dan berorasi berteriak dengan urat menonjol hingga mau putus, cukup kita menjadi orang yang kecil meski dipandang sebelah mata (ujian) tpi kita mampu menginspirasi orang lain meski hanya dengan sepenggal patah kata sederhana yang terlontar dari mulut kita tpi mampu membuat mereka menjadi orang yang lebih baik dan tegar.
Karib
January 3, 2012
Dear Ucok dan teman – teman yang berdebat di forum ini,
Please check inside story Solidaritas Punk Aceh di Jakarta
http://jakartabeat.net/humaniora/kanal-humaniora/analisis/item/1375-when-the-punks-and-skins-go-marching.html
Gw bisa mengerti stand point Ucok Homicide meskipun ga harus setuju.
Keep the work Cok hehehe
Iman
January 4, 2012
Halo mas Karib. Saya sudah baca link nya. Terima kasih karena saya pikir link di atas semakin bisa melengkapi bahan untuk kita yang berargumen (yang nyambung sama artikel ataupun tidak :)) di sini mengerti sedikit lebih banyak tentang “isu” yang engga banget ini.
Terimakasih
Iman
gutterspit
January 4, 2012
Thanks Rib, silahkan buat yang lain, untuk cek link diatas.
angga
September 17, 2012
FUCK THE POLICE, AND I’M STILL PUNK. Aku merasa seperti terlahir kembali setalah baca blog ini, ahhh rasanya seperti seorang mashocist. Aku mulai menikmati setiap inci luka dari mereka yg selalu berkomentar tentang punk, well I’ll fight for punk, exactly for my right. Suatu saat aku bakal berorasi diatas panggung megah dan akan berkata “FUCK POLICE FUCK POLICE FUCK POLICE” dan aku akan membeberkan borok2 bajingan berseragam itu.. I hope I will do it in my future.
iwan setiawan
January 3, 2012
wis ditutup bae lah, mripatku lara.ndeleng monitor wis ora kuat. nggo ucox..seneng wis tau kenal karo kowe..!!
nb; heheheheehe…kapan occupy gedung sate lagi..?
iwan setiawan
January 3, 2012
old friend..lagi ngtrend nih..heheheheeheh
andrenaline katarsis
January 3, 2012
Ramai juga opini counter-opininya. Asa hah-heh-hoh macana, asa lulumpatan mgurilingan lapang gasibu tengah poe acan sarapan. hahaha. Ada bagusnya kalau famplet KEGAGALAN PUNK: Akuilah Kita Pecundang bikinannya Pam. Saya pikir isinya masih relevan untuk diperbincangakan ko. Nuhun.
genta
January 3, 2012
saya rasa statement anda yang mengatakan bahwa anak punk tidak harus menjadi anak sholeh dan sebagainya kurang substantif kalau memang punk itu bukan komunitas yang pantas dinilai buruk….
saya rasa yang pantas untuk menjadi anak punk itu anak yang baik-baik, sholeh, dsb… bukan sembarangan org, karena yg ada org akan menilai komunitas punk atau term punk itu sebagai sebuah predikat yang melekat pada org2 yang tidak punya masa depan…. saya rasa untuk merubah stigma masy. ttg punk haruslah dilakukan konsolidasi moral seperti yang saya sebutkan td….
jadi punk itu adalah org2 baik, pintar, sholeh, yang berani dan mau melawan ketertindasan. bukan anak2 urakan yang sekedar melawan otoritas…..!
ayolah.. punk itu komunitas baik2 kan (karena tulah saya simpatik pada punk selain saya suka musiknya)… saya tau ada berandalan puritan, moslem punks,.. dan straight edge… itu sangat perlu diapresisasi, karena dari situlah stigma buruk punkers itu dapat dihilangkan……
OLD SCHOOL OR NEW SCHOOL WE’RE STILL PUNKS!!
gutterspit
January 3, 2012
Whatever. Lama2 mulai cape juga ngomen beginian
drugaddict
January 3, 2012
ah mau jenis punk apa kek, yang penting saya gak pernah masalahin, semua jenis musik punk, mulai dari melodik punk, punk rock, oi, skin sampai SKA, mulai dari anti-flag, nofx sampai mxpx atau blink182, dari sex pistols sampai greenday, less than jake atau mighty mighty bosstones, drokick murphys atau no available, offspring sampai ramones, straight ala minor threat sampai drunken ala cassualties, bad religion kek, new found glory kek, semuanya gak peduli, it s free to hear anykind of punk, trus kalo saya mau ngikut ngikut gaya gaya mereka pake skate-pants sama skate-shoes, juga ya itu memang udah jadi attitude saya, mau pake kemeja ketat kotak kotak sama converse belel kek,
so punk its free tu use anykind that different attitude, yang jelas SAYA SUKA MUSIK PUNK, DAN SAYA SUKA NGIKUTIN GAYA BAND BAND KESUKAAN SAYA ITU, DAN SAYA TERKADANG SUKA BERSIKAP SEPERTI MEREKA, BAHKAN SAYA SUKA MENCOBA BERPIKIR SAMA SEPERTI MEREKA,…. mau bilang POSER..? bodo amat, terserah, yang jelas dari jaman saya sekolah menengah sampai saya bekerja dan punya 1 anak, playlist saya masih sama, gak ada istilah punk apaan, mau bilang punk mall kek, punk jalanan, punk pesantren kek, diana PUNKY kek, atau punk apa apa, gak peduli
i just love to be like punk still nowaday, whatever that you say….
onlyrain
January 4, 2012
bah.. sudah berulang kali dikatakan. orang dungu di larang masuk.
opinimu mununjukkan tingkat inteligensimu lae :thumbup
god blessed facists ??? hah.. retorik !
publik jelata
January 6, 2012
ini komen apa sih..? gak nyambung bgt, komentarin apa cobak, sok pintar lagi
Shade
January 4, 2012
PUNK lebih demokrasi dibanding negara ini (Pemerintah) bangsat !!
jumpfast
January 4, 2012
thanks bang ucok, perspektifnya cerah sekali. dan jujur saja, saya sebenarnya juga agak risih bila anak jalanan/pengamen jalanan yg bergaya punk seperti itu. ya mungkin mereka belum memahami ‘punk’ secara mendalam saja. intinya saya setuju dengan tulisan bang ucok, sangat konyol jika mereka berdemo hanya untuk menunjukkan eksistensi/pengakuan dlm masyarakat. lebih baik menyalurkan energi ke hal lain, misalnya membuat zine, rilisan, blog atau yg lain. cheers 🙂
Skunk29
January 4, 2012
hihi, jadi panjang kieu her, salam Dub Soundsystem ah dari Bali 😀
gutterspit
January 4, 2012
Dub dab dub dab! geus jelas maneh mah budak punk!!!! LOL
senjakalasenja
February 9, 2012
Anjis aing mah nteu mohawk! :))
anassheva20anas
January 4, 2012
saya rasa semua memiliki sudut pandang masing2, dan bukan mencari satu kebenaran tunggal. biarkan mereka dengan sikap mereka atau apapun itu namanya yang penting adalah lakukan apa yang bisa kita lakukan sekarang bukan asal cuap yang tidak ada bukti konkret. junjung tinggi derajat dengan karya nyata saja, tidak merugikan orang lain dan bersepakatlah jika memang benar2 satu suara
batteria
January 4, 2012
ijin share di mindtalk.com bro gutterspit
Bunga Seroja
January 5, 2012
Maju terus para punk
Bunga Seroja
January 5, 2012
” Melakukan aksi solidaritas itu penting. Berguna untuk menunjukkan eksistensi dan simpati lintas komunitas dan mengirim sinyal kepada mereka yang ditahan bahwa mereka tidak sendirian. ”
========================================================================
Tidak ada kata lain …………………L……..A……………..W…………..A………..N…….
Muhammad Khairul Azami
January 5, 2012
nying aink liyeur maca komen2na, paranjang. wkwkwkwkwkwkw. but, itulah pertanda SIPIRIT PUNK teh aya keneh lah bray!!!!
drayma
January 5, 2012
rame euy siga di BSM …..:)
SUbali_bali
January 5, 2012
wauuu…. ada trending topik keren nih, sayangnya saya baru baca, yah gimana yah, Homicide itu band hip hop kesukaan saya, cuma gak sepaham aja, menurut saya hanya, hanya pencuri ayam, maling motor, penjudi atau teroris saja yang melawan ketika di tangkap polisi, dan menurut saya, itulah yang membedakan “berandalan” sama “punk”
hanya berpendapat
cinta_rosul
January 5, 2012
menjadi individu dengan pemikiran berbeda itu syah syah saja, mempunyai idealisme keras itu sah sah saja, tapi anda harus tau, di luar sana mungkin ada lagi seseorang yang punya pemikiran lebih keras dari anda yang tidak sepaham dengan isi tulisan seperti ini….
salam dari Samarinda
gutterspit
January 7, 2012
Saya bingung jawab pernyataan macem begini. Inti seseorang menulis opini itu adalah untuk mengemukakan dan mengkomunikasikan pendapatnya, bukan untuk ikut kompetisi lomba tulisan paling keras atau lembek. Tentu saja saya tahu diluar sana banyak opini berbeda, baik sepaham atau tidak, baik lebih keras atau lembek. Trus? apa poin nya dengan memberi saya pernyataan “anda harus tahu” segala?
salam dari Bandung
otrarahimbastard
January 14, 2012
yeahhhhh
syayid
January 6, 2012
Eh, topik ini juga dibahas di YouTube, coba cari di YouTube dengan judul video ini:
“POLICE ARREST 65 PUNK ROCKERS SHAVE OFF THEIR MOHAWKS(INDONESIA)”
Wah, ketika saya komen di sana, banyak yang mencerca saya lho..
Niatnya sih cuma bela nama Aceh dengan budaya dan adat istiadatnya, atau, Aceh itu sudah bukan Timur lagi, tapi Barat?
Salah satu komen yang saya dapat ini:
carminiello has replied to your comment on POLICE ARREST 65 PUNK ROCKERS SHAVE OFF THEIR MOHAWKS(INDONESIA):
@Syayid It’s a shame. religon and law must be divided. Evreyone has the right to choose their hair. You’re just another islamist reactionary.
Opini dunia luar kadang bias dengan apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia, atau memang saya yang nggak tahu kali yah? Hehhee….
blablabla
January 6, 2012
buah pikir perspektif bagus dari bang ucok.
toh dari dulu sampe sekarang budaya dengan agama gak bakal bisa nyatu
atur mindset sesuka kalian selama nyaman tanpa menjadi aktor yang melahirkan tendensi dan melemparkan bola panas ke tengah tanah lapang !!
publik jelata
January 6, 2012
kita ini hidup di negara yang sedikit sedikit masalah kecil di besar besarkan, berita kaya gini contohnya, memang menurut saya gak ada dasar hakiki bagi aparat merazia sembarangan orang orang yang di vonis bersalah hanya karena attitudenya
mengenai masalah “perlawanan” atau “protes”, tentu aja banyak anak anak yang di lakukan solidaritas punk rockers lainya, dan itu gak hanya di wujudkan dengan demo, tapi adalah gigs gigs, seperti di jogja tempo hari
tapi pada semua itu, ujung pangkalnya adalah kekesalan kami para rakyat bawah, working class, dan lainya terhadap para aparat yang selalu semena mena, kenapa sih polisi polisi itu semangat banget kalau udah gebukin rakyat kecil,…? nangkap pencuri sendal aja bangga bukan maen ngerasa kayak udah nangkap koruptor kelas wahid aja
polisi polisi itu harusnya malu, kenapa sih beraninya nangkapin rakyat jelata ini yang justru kalian harus lindungi
pemerkosa tanpa ampun
January 6, 2012
bagaimana pun, aku tetap gak suka sama yang namanya aparat, mau polisi, atau pol PP
abdul keren
January 6, 2012
wuih, masih rame benget yang pada komentar, kalah kalah threat kaskus yang ngebahas mahasiswi bugil di surabaya waktu lalu, ckckckck, yo wes lah, pada intinya, beda pendapat itu ya biasa biasa saja, lha iya tho, lha wong ini kan negara demonkrasi…eh demokrasi, mungkin tulisan ini boleh banyak yang gak setuju, cuma ya memang kita harus hargai pendapat orang lain ya tho…?
FBI LEE
January 7, 2012
terkadang kita bingung yah, kita banyak terkontaminasi oleh style ke barat baratan yang kita anggap itu keren, so sebenernya apapun itu menurut saya kita semua ini hanya follower aja, budaya punk itu tetap lahir dan berkembang di barat sana, terkadang pula aku heran, aku suka dengerin NOFX tapi terkadang suka juga denger public enemy, atau bahkan john denver…. so ya gitu lah, menurut saya kita semua juga hanya follower lah mas….. stay rocks
abdul latief
January 8, 2012
ada satu kekurangan dari tulisan ini… kekuranganya adalah ketika smua orang tau kalo yang nulis adalah seorang “ucok homicide”….
coba yang nulis enno netral, bakal beda urusanya… :p hahahaha
punk is dead when they have an idol to trusted!
kasian penulis. padahal sudah jelas tulisan ini di muat di blog personal, sudah pasti tulisan bersifat personal.. eh yang komen masih aja pada ngejudge ini itu.. positifnya : membuka ruang diskusi. lanjut
anto
January 9, 2012
whoo.. gile, ini postingan rame amat kaya pasar induk :))
keruh tapi seru. pamit masang di tembok saya ya, biar bersambung kekisruhannya 😀
Padang SKUNX
January 10, 2012
ikutang ya kakaks, selama ini jadi silent reader 😀
dari tulisan di atas banyak poin2 yg menurut saya sgt menarik untuk didiskusikan dan sangat edukatif, saya sgt setuju bahwa gagasan atw ide2 yg bisa kita dapatkan dari filosofi D.I.Y. seharusnya menjadikan kita semakin mandiri, sehingga kita tidak butuh legalitas dan penerimaan karna menurut saya justru subkultur ini ada untuk menolak nilai2 tsb dan ANARKI bgt gitu loooh hehehe.
langsung aja, pendapat yg paling menarik bagi saya adalah “…melakukan aksi yang mirip aksi-aksi usang ala mahasiswa, dengan mendatangi kantor kepolisian atau simbol-simbol kekuasaan, lengkap dengan statement seolah mereka adalah institusi yang layak diakui adalah sesuatu yang absurd….”. Seperti yg kita ketahui berbagai macam reaksi muncul ketika media mem-blow up peristiwa penangkapan anak punk di Aceh, tidak terkecuali kita2 yg di padang, sekedar berbagi info setelah teman2 di padang berdiskusi dan melalui perdebatan yg sgt panjang pada akhirnya kita di padang setuju untuk memutuskan “Turun Aksi” dengan melakukan “aksi bersih2” didepan kantor Kapolda, Balai Kota dan Satpol PP yg kebetulan satu kawasan, meskipun saya pribadi punya ide Occupy :D.
Membersihkan jalan, pekarangan dan taman kota yg ada diantara kantor tsb bukanlah aksi sosial dalam rangka gotong royong bersih2 ataupun menarik simpati masyarakat tapi salah satu bentuk kritik terhadap otoritas kekuasaan bahwa telah terjadi pelanggaran hukum dan HAM, membuktikan alat negara tidak bekerja semestinya dan salah satu wujud “Mocking and Everyday Politics”, kenapa targetnya kepolisian? apa yg terjadi di Aceh jelas membuktikan bahwa polisi yg seharusnya sbg penegak hukum justru melanggar hukum itu sendiri, mereka(anak punk) ditangkap tanpa proses hukum yg jelas, tanpa memikirkan hak hukum mereka dan lagi2 arogansi kekuasaan berbicara disini, alasan itulah yg membuat kita untuk memutuskan melakukan aksi dikantor kapolda, bukan untuk mengemis pengakuan apalagi untuk berkompromi dengan simbol2 kekuasaan! satu hal yg harus ditegaskan disini, eksistensi kita tidak berada di tangan mereka!
saya sangat setuju kalau disuatu kondisi anak punk tidak perlu melakukan “aksi2 usang” ala mahasiswa karna masih banyak cara2 lain, namun apa yg terjadi di Aceh tidak hanya sekedar anak punk dikebiri HAMnya dengan dalih pembinaan, tapi punk telah dijadikan sebagai komoditi high politic, terlalu banyak kepentingan politik di Aceh termasuk kepentingan nasional negara asing yg memanfaatkan kejadian ini dan seperti yg kita ketahui justru media asing yg menggebu2 untuk mem-blow up berita ini. Saya percaya bahwa dunia ini dibentuk oleh wacana dan kata-kata dengan turun ke jalan membuktikan bahwa ada pertempuran wacana, dan pertempuran wacana itulah yang penting, bagaimana kita yang turun ke jalan itu bisa meng-counter wacana-wacana yang disebarkan oleh media mainstream dan dipercaya oleh masyarakat dominan.
dalanx
January 10, 2012
-perlu di undang nich “legend-legend” bawah tanah untuk nge-post something disini,,biar pembahasannya tambah edan pisan,,maaf hanya bisa berkunjung saja tidak meninggalkan jejak-jejak tulisan komentar karena saya merasa engga punk banget….
#salam hangat selalu untukmu kawan (walau tak sehangat matahari pagi)
radenarbina
January 11, 2012
masih rame aja nih? ajak aja pada dateng ke Ruang Rupa tanggal 14. kan Bang Ucok juga dateng tuh 😀
Rame ing pamrih.
January 11, 2012
Selamat Pagi bang…numpang mampir dan merokok ya, maaf kalo abunya berceceran di sana-sini, saya nih lagi bikin script buat stand up comedy sambil dengerin suaranya Juan Brujo teriak-teriak “Matando Gueros…!”. Eh tiba-tiba sang ide pergi begitu aja ke dapur untuk bikin kopi dan sampai sekarang belum kembali, daripada buka http://www.actionjav.com yang sukses di blokir Depkominfo mending buka lembaran-lembaran blog dari ‘kanan’ ke ‘kiri’, siapa tahu mempercepat kembalinya sang ide, kaget juga pas terakhir menjenguk artikel ini beberapa waktu lalu ‘cuma’ dikomentari 60an pengunjung kalo gak benar, nah sekarang sudah 326 aja, itupun belum termasuk yang tidak dapat tiket masuk.
Sudut pandang penulisan seperti ini belum pernah saya jumpai pada pelajaran Bahasa Indonesia ataupun Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan selama dipaksa seragam 12 tahun dulu. Saya berandai-andai bagaimana ceritanya jika seluruh penulis teks berita di TV mengambil sudut pandang seperti anda, ah sudahlah! berandai-andai terdengar terlalu mainstream di negara ini sejak Jakarta Lawyers Club menjadi talkshow berdurasi terlama dengan rating tertinggi di negara yang pejabatnya menjadi penyembah body lotion bermerk Citra dan saya pribadi lebih senang menyaksikan Cherrybelle melenggak-lenggok setelah menekan tombol mute di remote TV. Eh…tapi kok artikel ini malah menjadi blur ya justru setelah saya menggunakan kacamata? oh maaf, lensanya berdebu, saya bersihkan dulu deh.
Hmmm…nampaknya saya mendengar derap langkah kaki yang semakin mendekat dari arah dapur, semoga ini sang ide yang sudah saya tunggu-tunggu, kata orang ide, objektvitas, iman, keberanian, kebenaran dan sebangsanya datang dan pergi seenak mereka, mungkin seperti Jailangkung, datang tidak dijemput pulang tidak diantar. Bahkan kadang kita tidak sadar bahwa mereka sudah pergi namun kita masih merasa seolah-olah masih bersama mereka. Nah lho! ternyata yang datang dan sudah duduk manis disamping saya bukanlah sang ide tapi sang kantuk, mungkin sang ide tertidur di dapur sebelum sempat meminum kopi yang dibuatnya, ah ya sudah, jiwa masih ingin bergerak namun apa daya raga sudah tidak mampu mendampingi.
Teruslah menulis bang…walau belum tentu saya paham apa yang ditulis meski sudah dibaca sesering Pilkada yang diulang. Memang sangat mudah menemukan orang berpakaian terbuka tapi sangat sulit menemukan orang berpikiran terbuka.
Maaf kalau ada kesalahan tanda baca, ejaan atau ada kata-kata yang mencolok mata.
disclaimer : Solo Allah S.W.T me puede juzgar.
punk batak
January 11, 2012
salam dari punk batak yang tinggal di bandung
udinz
January 11, 2012
oi..oi..habiskan CIU kalian.. semoga DEMOKRASI cepat mati..!!
Asep Cash Ball
January 13, 2012
Cape oge om maca comment npi 330 dalam 4 jam tanpa henti.
inti yang saya dapat, keberagaman pola pikir,
alus lah indonesia mah….
aya nu apatis siga saya,
aya nu sok puitis terbelit pembalut sok jenius.
aya nu sok penting siga saya,
aya nu repetisi cga nirmana,
aya nu bolak balik dekok cga labirin
Jadi Punk itu apa?
Mudi apaain sama kalian?
Terus udah itu progressnya gimana?
Perbedaan itu bagus2 aja untuk menggembangkan…
sumpah urang maca 4 jam lieurrrrrr…
tapi lumayan jadi tau sedikit banyak, banyak sedikit tentang “PANG”
kagok alay lah…
pahami dulu baru bicara…
berhubung saya sudah totalitas ngejunk blog ini dari dulu,
ya saya pertahankan style junk saya dengan berbagai varian
layak virus brontoks, ramnit & sality.
next post ahhh om,
nunggu post2 om ucok lainnya….
(mun aya nu ngareply “dek goblok teu nanya !” aing g setuju)
hahahaha….
hidup junk….
Pointlesslahh
Ariey666
January 13, 2012
Bang Ucok punya Akun twitter gak ???
gutterspit
January 13, 2012
Waduh. Kagak mas bro.
fian
January 14, 2012
idealisme yang utama..
kualitas musik dan karya yang bagus..
amri rebel
January 20, 2012
udah beberapa hari nggak ada komen2 baru lagi…
tulisan,komentar,balasan yang bagus untuk dipelajari.
salam dari trenggalek
dode
January 21, 2012
hai hai, saya numpang nawarin zine benefit dr kota palembang yg 95% isi didalamnya berkaitan dng Nirvana. Kali aja ada teman2 yg berminat. Zine-nya setebal 140 halaman, dicetak ekslusif, hard cover….Dijual seharga 15 ribu perak yangmana seluruh keuntungan dari penjualan zine ini akan didonasikan bagi pembangunan infohouse dan ruang komuintas Utopia di kota Palembang. Silahkan baca resensinya di link di bawah ini (maaf, utk sementara resensinya blm bs ditampilkan di blog kami) . Tolong sampaikan ke teman2 yg lain, trm ksh…salam.
http://www.facebook.com/notes/badaii-al-fatan/resensi-zine-menggapai-utopia-edisi-a-tribute-to-nirvana-smells-like-youth-spiri/312649435424726?notif_t=like
Dowo Beatdown
January 22, 2012
sudah-sudah bang ucok my savior dan kawan-kawan sekalian ini ada yang lebih darurat bisa-bisa kita tak bisa online lagi 🙂
pada tanggal 24 januari nanti, jika undang-undang yang bernama SOPA ( Stop Online Piracy Act ) dan PIPA ( Protect IP Act ) ini jadi ( sekarang masih dalam proses finalisasi ) . maka kebiasaan berinternet akan berubah menjadi jauh sangat drastis . ya ini memang undang-undang amerika serikat , tetapi mereka adalah negara adidaya yang keputusannya sangat mempengaruhi seluruh dunia . Ratusan situs sudah melakukan blackout dan protes keras terhadap SOPA dan PIPA ( ex: Wikipedia, WordPress, Reddit, Huffington Post, Google ) .
kalau ini sah , maka yang terjadi :
1. Tidak ada lagi Download Gratis Software, Film , Video, Musik, dan segala konten yang bersifat gratis karena semua telah dilindungi oleh HAKI yang berporos pada SOPA .
2. Tidak ada lagi Jejaring Sosial sebagai media berekspresi ( Twitter, Facebook, Yahoo Koprol dll) semua akan tumbang . dan kita seperti kembali ke zaman tahun 70’an
3. Tidak ada lagi Jual Beli Bisnis Online yang mengatasnamakan kebebasan berkekspresi di dunia maya dan mendapatkan reward atas hasil .
Google, Wikipedia, WordPress disini situs besar sebagai wakil dari kita semua untuk melakukan voting untuk STOP SOPA dan PIPA . untuk berkampanye , menyuarakan aspirasi . Jadi, tolong berikanlah suara untuk kebebasan kita, satu suara sangat berguna
Ayo mari kita Dukung Google dalam petisi tolak SOPA dan PIPA
Langsung aja menuju kemari -> https://www.google.com/landing/takeaction/
lalu: Isi First Name, Last Name, Email dan Zip Code (isi kode pos kalian) di sidebar Sebelah kanan. Sebarkan juga status ini ke teman2 kalian. Mari Selamatkan Internet!
End Piracy, Not Liberty – Google
http://www.google.com
Two bills before Congress, known as the Protect IP Act (PIPA) in the Senate and the Stop Online Piracy Act (SOPA) in the House, would censor the Web and impose harmful regulations on American business. Millions of Internet users and entrepreneurs already opp…
SEBARKAN KE KAWAN LAINNYA GRATIS SERUPA UDARA YANG KALIAN HIRUP 🙂
https://www.google.com/landing/takeaction/
gutterspit
January 22, 2012
“sudah-sudah bang ucok my savior dan kawan-kawan sekalian ini ada yang lebih darurat bisa-bisa kita tak bisa online lagi” => emang udahan kok. Silahkan yang peduli beginian, tandatangan petisi. Gw sih gak peduli.
Dowo Beatdown
January 22, 2012
jiahaha buat ngalihin perhatian nih isu-isu global biasalah. 😀
amat
January 26, 2012
bang, boleh di muat di zine?
kampung halaman
January 26, 2012
wah ternyata sang ucok homicide yang biasanya komentarin sama kritik orang habis habisan di sini malah kebalikanya dan itu justru di blog pribadinya…. beliau justru banyak di serang…hehehehe, yah nobodys perfect, mungkin penggemar punk lebih banyak, dan semua berargumen, btw saya tetep hargai lah tulisanya, beda pendapat yah kan bukan kriminal….yoi yoi….
gutterspit
January 26, 2012
Hah? Maksudne opo toh mas? Seorang ucok homicide bla bla bla? Apa anehnya org dikritik, dikomentarin dsb??? Dan gak ada hubungan ama “mungkin penggemar punk lebih banyak”, apa hubungannya coba? Hahahayyyy. Trus apa jumlah komen yg sepakat dan yg ngga di blog ini jadi ukuran buat sesuatu? Ah, sudahlah. Lagian dah basi nih postingan. Dah selesai debatnya. Udah pada pulang ke rumah masing2 aja. Terusin aja idup masing2. Beres.
Yassir
January 29, 2012
izin shared y kang
kampung_halaman
January 30, 2012
hahay, sori mas, aku baru baca soale….. ga tau postinganya udah lama, cuma baca baca dari ujung ke ujung banyak yang pro dan kontra…hahaha
gutterspit
January 30, 2012
Kalo isinya pro semua, atau kontra semua, baru harus dicurigai ada masalah ama orang2. Tapi justru ada yang kontra dan pro, hal ini jadi wajar. Ga usah dibikin bingung. Hehe. Thanks
rebelligon
February 7, 2012
..aih,saya telat baca..hal terpenting bagi saya dalam peristiwa ini adalah jangan sampai lah terjebak pada wacana punk membenci islam dan islam membenci punk.
mang emi
February 11, 2012
assalamualaikum, mang damang ? abi anak punk, mang 🙂
anggadwiksanjaya
February 26, 2012
Reblogged this on anggadwiksanjaya.
deni viskar
March 10, 2012
Bang ucok, perkenalkan bang saya deni
Bang saya sedang diminta tolong oleh teman saya untuk mengontak bang ucok
Boleh lewat HP atau email, teman saya dari oversea, jadi dia minta tolong kesaya
Dia sangat ingin bertukar pikiran dengan abang mengenai punk di aceh
Jika memungkinkan, saya sangat berterimakasih
Thxman!
Deni
xviskarx@gmail.com
Otep
April 20, 2012
It’s time for revolution….
tokek
May 6, 2012
menurutku … PUNK itu harus pinter ngga sekedar ikut2an.
alson street punk
June 13, 2012
yeah…..
hdup punk indonesia …..
komunitas bendera hitam….
Ferry Iskandar
July 19, 2012
indah banget ni, asli, aing jadi malu sebagai orang yang mainin musik punk
makasih kang, makasih banyak
Raf
November 4, 2012
Punk eta….teuing ah.
Kumaha maraneh wae.
Andi Aslam
November 6, 2012
i think . punk itu masalah jiwa sama kayak nyanyiin lagu hip hop harus punya jiwa dan menjiwai hehehe piss bang ucok 😀
refusedinfix
November 12, 2012
Reblogged this on Refused Infix.
علي ﻠﻣﺮ
February 3, 2013
wkwkwkwkwk konyol yah elu ini.. kebebasan? kebebasan apa?? setiap kali elu berada dalam sebuah teritori, setiap kali elu mau blend in dengan sekelompok masyarakat, akan melekat sebuah embel2 yg namanya “standard”
lu ingin berada dalam sebuah provinsi tanpa mengikuti standard yg berlaku? well, just get the fuck out man. elu punk? so what? bukan berarti lu memiliki privilege lebih untuk tidak mengikuti standard yg berlaku, toh semua orang mmg harus mengikuti hal tsb (standard) kan?
sekarang pertanyaannya adalah : seberapa pentingkah standard tersebut dibandingkan dengan ‘jatidiri’? << inikan yg jadi permasalahn utama buat lu??
i'd love to state it clearly man, gak ada yg namanya kebebasan indefinite, semua pasti berbatas, dan batas itu adalah standard yg berlaku :siul: kalo lu ingin menjadikan diri lu sebagai momok individu yg memiliki kebebasan indefinite, yg lu lakukan hanyalah sekedar pelecehan terhadap hak2 orang lain, krn dasarnya Hak yang tidak berbatas adalah kejahatan coi.
gutterspit
February 4, 2013
Oke. Kalo gitu subjeknya saya ganti dari “punk” menjadi “islam”, lets see:
“wkwkwkwkwk konyol yah elu ini.. kebebasan? kebebasan apa?? setiap kali elu berada dalam sebuah teritori, setiap kali elu mau blend in dengan sekelompok masyarakat, akan melekat sebuah embel2 yg namanya “standard”
lu ingin berada dalam sebuah negara tanpa mengikuti standard yg berlaku? well, just get the fuck out man. elu islam? so what? bukan berarti lu memiliki privilege lebih untuk tidak mengikuti standard yg berlaku, toh semua orang mmg harus mengikuti hal tsb (standard) kan? Ini perancis bung, siapa suruh pake jilbab?
sekarang pertanyaannya adalah : seberapa pentingkah standard tersebut dibandingkan dengan ‘jatidiri’? << inikan yg jadi permasalahn utama buat lu??
i'd love to state it clearly man, gak ada yg namanya kebebasan indefinite, semua pasti berbatas, dan batas itu adalah standard yg berlaku :siul: kalo lu ingin menjadikan diri lu sebagai momok individu yg memiliki kebebasan indefinite, yg lu lakukan hanyalah sekedar pelecehan terhadap hak2 orang lain, krn dasarnya Hak yang tidak berbatas adalah kejahatan coi."
revolusianto
March 21, 2013
sudah 2 tahun isi dan komen tulisan ini selalu menarik, hingga saya berkali-kali masuk tanpa menghitung berapa kali saya ke sini. hingga baru tadi malam dapat berita “10 orang punk di Aceh baru saja ditahan satpol PP di Langsa tanpa melakukan tindak kriminal apapun.” di suatu jejaring sosial.
hal utama yang saya pikirkan adalah jika tidak melakukan tindak kriminal mengapa tidak melakukan perlawanan? itu saja sih, menyangkut isi tulisan sudah terpampang jelas… “Jika konon menjadi diri sendiri… bla bla bla”
ALFIS
April 14, 2013
tulisan bung Ucok selalu membuat saya mikir…..
kebetulan sosial & politiknya kentel di tiap tulisan nya nih.
kalau mau “pedekate” sama bang ucok gimana nih?
siapa tau bisa diajak berdikusi soal WTO hahaha
*ngarep*
respect!
ALFIS
April 15, 2013
bang ucok, saya ingin menghubungi abang. gimana caranya ya?
apa lewat media web personal abang ucok saja?
tengky widjanarkoe
May 22, 2013
bang ucok, ngopi yuk biar ga panik
tengky widjanarkoe
May 22, 2013
numpang share link ke tempat sampah ku bung
ricosatria666
June 13, 2013
Reblogged this on Melawan batas.
AgungPunk
October 1, 2013
oi oi oi
Raghil Hernanto
December 15, 2013
Fikirkan seandainya penulis yg ada di Aceh, kamu mau melakukan apa? Saya ingin tau apa yg mau kamu lakukan. Saya baca dari tulisan2mu, ironisnya kamu salah satu dari mereka ‘Polisi Syariah’ (dalam hal ini Polisi Punk) (“,)
gutterspit
December 16, 2013
Komen model yang kamu tulis udah banyak bertebaran, dan saya jawab sama juga; menyamakan argumentasi dengan otoritas Polisi atau Polisi Syariah itu jauh sekali. Separah-parahnya opini, ia tidak memiliki kuasa otoritas untuk melarang dan memenjarakan orang. Argumentasi akan selalu ada, jika itu diartikan dengan memenjarakan orang, kesesatan pikir anda sudah keterlaluan.
Tapi gak apa-apa, saya lama lama terbiasa juga di cap Polisi Punk. So be it.
Joni Khemod
May 1, 2017
Baheula di taun 70an pernah musim razia rambut gondrong oleh polisi dibantu anak2 Akpol (yg waktu itu msh gabung ke Akmil) ke para pemuda. Alesannya gak sesuai dengan semangat kebangsaan. Trus dibales weh ku pemuda Bandung, razia perut gendut. Alesannya, masa polisi gendut, gimana mau ngejalanin tugas dengan baik?!?
*lain nitah ngabales or ngabelaan budak punk nu dirazia di Aceh ieu mah, suer lain. Ngan hayang ngomen weh, teuing pedah naon